๐ Dapatkan Transkrip Cepat dan Murah Hanya Rp10rb/rekaman ๐
Transkrip berikut dihasilkan secara otomatis dari aplikasi Transkrip.id. Ubah audio/video menjadi teks secara otomatis hanya Rp10rb dengan durasi tak terbatas. Coba Sekarang!
Oke, mungkin kita udah bisa mulai kali ya untuk spacenya hari ini.
Selamat malam dan selamat siang untuk teman-teman semuanya.
Perkenalkan, nama saya Olga.
Saat ini sudah menyelesaikan studi di London School of Economics jurusannya Conflict Studies.
Saya alumni Chiefning Indonesia Angkatan 2022-2023.
Dan saat ini sudah ada bersama kita speaker untuk Mastering Chiefning SA.
Ini ada Kak Beni dan Kak Biyo.
Mungkin akan saya berikan floornya untuk Kak Beni dan Kak Biyo bisa perkenalan dulu.
Oke, aku takeover berarti kirain Kak Beni mau start first.
Oke, halo semua. Nama aku Biyo Antika. Bisa dipanggil Biyo.
Aku studi Climate Change. Sekarang udah bisa bilang alumni Chiefning.
Jadi, alumni Chiefning Angkatan 2022-2023.
Thank you.
Halo semuanya. Saya Bendy Kowira.
Saya saat ini menjadi Chiefning Scorer tahun 2023-2024.
Sedang menikmati maksa-maksa induction di University of Oxford.
Mengambil Master of Science in Medical Anthropology.
Thank you.
Terima kasih Kak Beni dan Kak Biyo.
Ini Kak Biyo juga yang baru saja menyelesaikan studi.
Dan Kak Beni ini baru saja nyampe di UK.
Jadi, sebenarnya masih fresh banget untuk menceritakan gimana pengalaman menulis Chiefning essay mereka
untuk upcoming application tahun ini bagi teman-teman semuanya.
Nah, mungkin kita akan mulai in general dulu kali ya.
Bagaimana untuk mastering the essay itself.
Untuk gimana the structure.
Apa aja sih hal-hal yang perlu kita perkuat dalam menulis essay Chiefning itu sendiri.
Nah, mungkin kita mulai dari Kak Beni dulu karena yang masih baru banget selesai menulis essay-nya dari tahun lalu.
Nah, gimana ini Kak?
Kalau boleh cerita pengalaman menulis Chiefning essay-nya.
Ya, thank you buat kesempatannya.
Jadi, untuk Chiefning essay-nya sendiri, waktu itu saya nyiapinnya kurang lebih dalam waktu dari Agustus ya.
Agustus itu closingnya sekitar Oktober gitu.
Jadi, memang butuh waktu cukup lama ya untuk menyiapkan bagaimana menstruktur itu semua.
Tapi kalau untuk dibilang bahannya sendiri kan itu dari...
Kita akan ditanyain nanti tentang leadership kita, network kita.
Kalau bahannya sendiri kan itu sudah sejak pengalaman kerja bertahun-tahun lalu ya.
Jadi, memang kita harus nyiapin dari diri kita sendiri nih.
Sudah punya bahannya atau belum gitu ya dari pekerjaan dan apa yang kita lakukan.
Karena di Chiefning sendiri minta itu minimal 2 tahun ya.
Terus, bagaimana menata bahan-bahan ini gitu.
Ibaratnya ke dalam bentuk essay yang nanti ada di konkretinya dengan format STAR, SMART.
Terus juga nanti sebisa mungkin dibikin sekoheren dan konsisten mungkin.
Itu pengalamanku dalam waktu 2 bulan itu.
Aku juga dibantu sih sama beberapa alumni dan scholar saat itu.
Jadi, memang aku sangat berterima kasih sekali sih dengan rekan-rekan dari Chiefning.
Itu sangat suportif ya dalam membantu untuk kandidat-kandidat, calon-calon, berterima kasih sesuanya gitu. Terima kasih.
Kalau dari aku sih gitu. Mungkin Piyo ada yang beda dari pengalamannya?
Hampir sama sih.
Kalau misalnya untuk storylines-nya itu akumulasi dari pengalaman kerja sama pengalaman akademi waktu S1.
Tapi mungkin yang bikin beda karena aku waktu itu benar-benar kerja di site.
Aku previous job mining engineer benar-benar di perusahaan tambang di daerah terpencil site.
Jadi, proses buat SI itu lumayan tricky in terms of timeline sama prosesnya ya.
Terutama kalau misalnya mungkin untuk teman-teman yang sama experience-nya yang full time atau yang ada di remote area juga
untuk akses ke conference-conference atau akses ke seminar-seminar pada saat itu benar-benar susah.
Jadi, in terms of experience yang aku dalamin mungkin lebih yang makan waktu banget selain nulis SI.
It took around 3 weeks for me to writing my SI.
Lebih ke interview random-random alumni-alumni shiftening.
So, it's similar case with me. Semua alumni-alumni kontributif banget.
What I did yang benar-benar helpful throughout my journey writing my SI adalah waktu itu aku random follow orang LinkedIn.
Banyak banget orang-orang shiftening yang jurusannya yang pengen aku targeted.
Terus aku booking waktu mereka 15 minutes just untuk nanya doang,
menurut kalian shiftening itu cari orang yang gimana sih?
Kira-kira aku menurut kalian qualified nggak untuk shiftening?
Kira-kira apa yang harus di-emphasize di my SI?
Itu initial aku untuk proses before writing my SI.
Benar-benar ngulik-ngulik, nanya-nanya alumni-alumni sama nyamakan persepsi.
Karena banyak banget option scholarships di Indonesia.
LPDP, Australia Awards, shiftening, Fulbright.
Dan menurut aku, choosing one of the scholarship out of many options itu benar-benar tricky.
And that's my journey into writing SI and also for the scholarship itself.
Terima kasih, kak Beni dan kak Biyo.
Jadi, emang banyak banget contributing factor dalam menulis shiftening SI itu sendiri.
Dan how the help of other shifteners and insights dari mereka itu memang sangat-sangat influential.
Karena kita bisa reflect juga pengalaman mereka dan pengalaman dari kita sendirinya juga.
Nah, untuk shiftening SI sendiri itu kan seperti yang kita tahu ada empat topik utama.
Ada leadership, networking, career plan, dan juga what your study is about.
Nah, untuk breaking it down, kehidupan kita ke dalam empat topik SI itu,
menurut kak Beni dan kak Biyo itu how to do it better, like how to master it.
Aku duluan ya.
Jadi, untuk menulisnya sendiri sih memang kita penting untuk tahu dulu tujuan kita gitu
dari ngambil S2 ini, apalagi spesifik lagi di UK gitu ya.
Itu kenapa gitu.
Nah, dari tujuan ini kita bisa break down rencana-rencananya itu apa aja,
termasuk rencana saat studi dan sesudah studi.
Lalu, kalau aku juga melihat perusahaan potensialsku apa gitu untuk mencapai hal ini
dan apa yang sudah aku lakukan sebelumnya untuk bisa mencapai hal itu semua
dari mencapai tujuan itu semua.
Jadi, aku selalu bilang paling penting untuk mengetahui 3P itu.
Potentials, apa yang sudah kita lakukan, apa yang bisa kita lakukan.
Plans, rencana apa aja secara konkret yang bisa kita lakukan untuk menuju purpose.
Jadi, itu yang akan membantu banget untuk kita akhirnya menyaring bahan nih gitu.
Menyaring bahan, apa yang sih pengen saya tulis
supaya di leadership, relationship building, dan study choice, dan future career ini
itu bisa terlihat konsisten.
Karena ya, kalau saya belajarnya kan dari psikologi,
kalau saya diajarin tuh kalau orang terlalu banyak bahan, terlalu banyak angle,
terlalu melebar kesana-sini, itu orang gak akan sulit tuh untuk mengingat kita gitu.
Gak akan sulit untuk kita jadi kelihatan menonjol juga buat dia gitu.
Jadi, penting banget dalam kesempatan menulis esai ini
untuk kita menjadi memorable,
dan menjadi ya ada kesan bahwa oh ini orang tuh punya tujuan yang sangat kuat loh gitu.
Bahan-bahan inilah yang harus dibikin sekonsisten mungkin,
disaring dan dibikin sekonsisten mungkin.
Waktu itu kesulitan aku dalam menulisnya adalah
karena kebanyakan bahan, jadi kebanyakan angle.
Nah, makanya aku balikin lagi semuanya ini.
Oke, pengalaman masa laluku yang relevan dengan purpose yang akan aku tulis ini apa ya?
Kalau yang lain-lainnya gak terlalu relevan, mungkin aku gak masukin gitu.
Atau setidaknya kalau dia memang tidak harus relevan topik,
setidaknya menunjukkan kualitas diriku yang relevan itu yang mana gitu.
Untuk bisa mencapai purpose itu.
Jadi, kurang lebih itu sih kalau dari aku.
Jadi, itu yang paling penting untuk jadi nyiapin bahan,
menjadi konsisten, dan fokus sama 3P tadi itu.
Kalau misalnya aku hampir sama,
tapi tiga pertanyaan esensial aku waktu mau menulis SI itu benar-benar yang pertama,
bukan hanya menulis SI sih, ke aplikasi penggantiannya doang dulu,
terus membantu banget untuk menulis SI.
Yang pertama adalah kenapa aku ingin MSC ini, Master of Science,
aku ngomong kayak kenapa aku perlu menulis SI?
Karena pada saat itu, pilihan yang diberikan adalah antara
jika aku mengambil PSC, berarti pilihannya adalah menulis SI.
Berarti aku benar-benar harus mengemphasize
kenapa pengetahuan yang pengen aku dapatkan di Master of Science nanti,
itu sesuatu yang gak bisa aku dapatkan di kerjaan.
Jadi, itu pertanyaan esensial yang pertama di aku.
Kenapa aku ingin Master of Science ini, dan kenapa aku ingin menulis SI?
Lebih spesifik mungkin kenapa aku perlu menulis SI,
atau kenapa aku perlu menulis Master of Science ini.
Yang kedua, what are my needs?
Itu benar-benar track record untuk ke long term goals.
Jadi, mungkin teman-teman yang punya sama tipenya dengan aku,
aku punya tiga tahun plan, lima tahun plan.
I have my own spreadsheet, Excel gitu.
What do I want to achieve next year?
Apa yang pengen aku achieve di tiga tahun ke depan?
Apa yang pengen aku achieve ke lima tahun ke depan?
Untuk yang aku targeting di lima tahun ke depan itu,
ada benar-benar susah kalau misalnya aku gak dapat MSC,
atau benar-benar susah kalau aku gak dapat knowledge di climate change.
Karena what I want to do untuk membuat sustainable di mining pada saat itu.
Dan, I was looking for a position yang gimana caranya aku bisa belajar tentang sustainability di mining.
Tapi, I jumping into that position beberapa bulan masih belum dapat juga untuk knowledge-nya.
Jadi, aku pikir, oke, gak ada opsi lain selain MSC.
Jadi, itu untuk membantu jawab ke nomor dua, what are my needs?
Caranya adalah untuk melihat what kind of person I wanted to be di lima tahun ke depan.
Yang ketiga, essential questions-nya adalah,
why should this country, and why should these scholarships?
Kenapa harus di UK, dan kenapa harus chevening?
Kalau misalnya aku dapat menjawab yang ketiga itu, itu benar-benar membantu untuk SI-nya.
Speaking about SI, tadi aku setuju kalau misalnya ngomongin masalah konsistensi.
Jadi, cara aku untuk keluar dari, atau mempermudah untuk SI-nya adalah,
I have a goal, ketika nulis SI, gimana caranya aku nanti minta feedback ke orang-orang,
I have four peer reviews,
gimana caranya empat orang itu punya perception yang sama dari SI aku.
Jadi, my goal adalah, aku pengen buat SI aku ini,
mikir mereka, kalau misalnya, oke, this person, someone who want to change mining company,
to be more sustainable, itu yang pengen aku emphasize.
Misalnya, empat orang peer review aku, ketika mereka baca SI aku,
SI leadership, networking, career goals, dan why chevening,
mereka dapat perception itu, berarti parameter sukses SI aku udah kecapai.
Itu cara aku untuk mempermudah SI-nya.
Jadi, benar-benar dari awal, what kind of impressions yang aku pengen orang dapatkan,
terus aku tulis, doesn't need to be long,
benar-benar simple, sustainability in mining company,
itu cuma empat kata doang waktu aku buat,
terus I send my SI ke teman-teman aku untuk reviews,
dan aku nanya ke mereka,
okay, what's your impression after reading my SI?
Kira-kira, when you look at my SI, in your perceptions,
bio orangnya gimana?
Terus dia ngomong kayak, okay, you want to make sustainable in mining company.
Okay, you want to change mining company to be more sustainable.
As long as they mention sustainability in mining, then I'm done.
Itu yang aku lakukan untuk SI aku.
So, I feel like it's very helpful.
Maybe that's something that people can also do.
Know your whys, answering all the essential questions.
Sama yang kedua, punya target perceptions on what do people want
after reading my SI and what's the outcome of it.
Menurut aku itu benar-benar helpful.
Terima kasih, Kabeni dan Kabio, atas sharing ceritanya.
Dan I think the key takeaways yang penting banget,
tadi udah dijelasin Kabeni dan Kabio,
benar-benar konsisten.
Karena di keempat SI itu walaupun topiknya berbeda-beda,
tapi konsistensi itu harus ada.
Jadi, satu storyline yang bakal ngejelasin
kalian itu mau apa, kalian itu siapa,
dan what's your purpose for pursuing master degree,
dan kemudian choose what's relevant to you.
Seperti kata Kabeni tadi, emang kita punya banyak hal,
kita udah melakukan banyak hal,
tapi what's relevant to your study itu penting banget
untuk dipilih-pilih.
Dan yang penting untuk membuat itu sebagai satu storyline
yang menjelaskan kalian banget.
Dan untuk tadi dari Kabio juga gimana sih,
dia punya questions yang dia buat sendiri
untuk bisa menjawab apa plan-nya di UK
dan kenapa harus kuliah di UK,
apa yang membuat itu beda,
dan kemudian apa yang bisa didapatkan dari studi S2
dan nggak dapat dikerjaan.
I think itu juga pertanyaan-pertanyaan penting
yang harus kita bisa jawab juga di SI kita.
Nah, sebelum kita lanjutin,
ini feel free untuk teman-teman mau drop your questions,
karena kita akan bisa bikin ini interaktif aja,
jadi bisa langsung mention aja ke Twitter ID Chevening Alumni ini,
dan kita akan coba,
dan Kabio bisa coba langsung jawab pertanyaannya kalau ada.
Nah, sembaring menunggu pertanyaan-pertanyaan dari teman-teman,
mungkin Kabeni dan Kabio bisa cerita nih,
karena dari empat topik SI itu,
mungkin dari pengalaman leadership-nya.
Nah, how do you showcase your leadership experience in your essay?
I think I can start first.
Untuk leadership, menurut aku,
tricky banget ya definisi leadership,
semua orang punya definisi yang beda-beda.
Kalau misalnya kita google tuh kayak,
okay, what's leadership for you,
mungkin rata-rata orang ngomongnya kayak,
okay, if you can manage many people, then that's leadership.
Tapi uniknya Chevening menurut aku adalah
mereka nggak nge-value atau kaku banget untuk definisi leadership.
Bahkan ada yang,
my mentor itu definisi leadership-nya adalah
ketika aku bisa nge-manage my own ambitions.
That's leadership for him.
Nah, kalau di aku, di my essay,
my definitions of leadership adalah
ketika I'm able to recognize problem,
dan buat itu jadi opportunity.
Karena itu harus align juga dengan my goal.
My goal kan sustainability in mining companies,
isu yang aku bahas adalah critical minerals,
karena my previous company di nickel.
Gimana caranya critical minerals atau nickel itu
bisa bantu di carbonization,
atau bisa bantu untuk EV producing cars at that moment.
Jadi benar-benar aku alinkan
sama definitions of leadership yang pengen aku ambil.
Okay, what kind of leadership I want then di my essay.
Yang aku masukkan adalah,
okay, how do I recognize problems as opportunity.
Jadi, start dulu buat what's definitions of leadership for you,
baru setelah itu jumping untuk milih story mana nih
di kehidupan kita sejauh ini,
yang relevan dengan leadership-nya.
Jadi, mungkin tricky-nya sama,
kita terlalu banyak experience,
sama terlalu banyak leadership story.
Mungkin ada juga ego yang kayak,
okay, I've been leading, let's say, this company,
I've been leading global people,
I've been leading people from, let's say, 10 countries,
I wanted to put that as my story.
Tapi yang sebenarnya itu nggak yang utama.
It's not about quantity,
it's not about seberapa besar orang yang kamu leading,
it's more about how effective your leadership.
Jadi, even I jump to a very small story,
ketika aku cuma ngeleading 5 operator,
operator truck, operator excavator misalnya,
terus aku nyampaikan target produksi aku,
terus gimana caranya aku bisa, let's say,
achieve 20% productions beyond the target,
it's enough for explaining my leadership story.
Nah, menurut aku yang paling unik juga
untuk advance di leadership story itu adalah
making it measurable, ya.
Harus ada data.
Karena I have a principle,
everything that is measurable is manageable.
Jadi, kalau misalnya aku pengen decarbonization,
I should make it measurable,
and that should be represented in my essay.
Jadi, I mentioned how many people yang aku leading,
how big is my impact,
what happened before my leadership,
and what happened after my leadership.
Tapi bukan di dalam adjective words.
It's not like,
before my leadership, my team sucks.
After my leadership, my team's good.
It's not in that sense.
Before my leadership, the production is this number.
It's actually an average number.
After my leadership,
we achieved 200% increase of production,
as an example.
Jadi, itu benar-benar number best,
benar-benar evident best,
benar-benar showing or showcase our leadership.
And I think the unique story juga
in my leadership yang aku buat adalah
I include a story of what happened of people that I lead.
Pada saat itu aku ngomong kayak,
I'm leading five people.
It might be telling you tentang kayak,
okay, that's your leadership,
that's your goodness,
that's your uniqueness.
Tapi aku juga ngomong kayak,
two months after my leadership,
my operator jadi leader juga.
It means like,
I'm making another people being a leader.
So, that's showcase kalau misalnya,
okay, I'm making an impact in terms of my work,
but I'm also making an impact in terms of people.
It seems like I'm preparing another people to be a leader.
I think that story,
itu benar-benar sesuatu yang aku masukin.
And I don't put any stories,
a lot of stories.
Nggak sampai tiga story atau dua story.
It's only one story,
tapi benar-benar deep dive.
I think that's the key of my leadership essay.
Terima kasih, Kak Biong.
Kak Benny, mau menambahkan?
Kalau dari pengalamanku sendiri sih,
pas lagi nulis essay itu,
aku lebih pastikan ada hook di depannya.
Jadi, aku berusaha untuk,
misalnya kayak popular definition of leadership itu
tentang punya posisi powerful,
tapi aku lebih percaya bahwa itu lebih,
karena kan, balik lagi tuh,
tadi seperti Biong bilang juga,
bahwa definisinya sesuai dengan definisi masing-masing aja.
Jadi, aku percaya bahwa definisiku adalah
tentang punya kapasitas terkait dengan
managing people.
Jadi, aku breakdown lagi tuh,
managing people-nya kayak gimana,
habis itu aku kasih contoh itu ke dalam
case yang aku,
case dari leadership experience ku.
Jadi, itu membuat dia lebih,
di saat itu aku berusaha bikin
sebisa mungkin konsisten bahwa
dalam case yang aku tampilkan,
itu menunjukkan dua kualitas yang
memang menurutku,
itu adalah tentang leadership.
Dan, yang penting juga tadi,
Biong bilang tentang
evidence-based and non-verbal-based,
itu juga penting banget untuk
kasih lihat nih, bahwa hasil dari
leadership kita itu
jadinya gimana dalam beberapa tahun,
misalnya,
jadi, mencapai apa gitu,
mencapai berapa orang,
memberikan nampak kepada berapa orang,
beberapa komunitas,
segala macemnya gitu.
Nah, ini yang aku berusaha tampilkan
dari
essay leadership ku
tentang bagaimana
aku mendirikan komunitas,
bagaimana aku berusaha untuk
menjangkau banyak orang itu,
gitu. Jadi, memang
diusahakan sebisa mungkin ada
tadi relevansinya
sama leadership menurut definisi kita,
gitu, dan
ada evidence-evidencenya gitu loh,
ada nomor-nomor yang memang bikin
lebih convincing, oh ini
dia sudah melakukan sesuatu, gitu,
yang menunjukkan adanya perubahan,
dan itu
ya membawakan dampak baik, gitu,
ke sekitarnya.
Ya.
Terima kasih, Kak Bini
dan Kak Biyo, tadi sudah
menjelaskan banyak banget
terkait
essay leadership mereka dan bagaimana
bagaimana mereka menunjukkan
pengalaman leadership mereka, tapi
ini emang sangat personal ya,
kita enggak bisa menentukan bagaimana
leadership itu, jadi
emang itu telah
datang dari Anda,
dan bagaimana Anda ingin melihat
diri Anda sebagai pemimpin.
Nah, ini
biar interaktif dan
dari kakak-kakak alumi
juga kalau misalnya ada yang mau
ditambahkan, tinggal bisa langsung
request juga untuk
ke space ini
nanti bisa di-accept as
speaker, dan untuk teman-teman
bagi ada pertanyaan
yang mau dilemparkan untuk
dua speakers kita hari ini
bisa juga langsung request
ke Twitter space-nya
Nah, ya
sembari menunggu juga
karena sepertinya belum ada
yang request
Kita
mungkin lanjut lagi ke
essay selanjutnya
yaitu networking
Nah, di networking
ini juga
satu hal yang krusial ya bagi
kita
Nah, menurut Kak Biyo dan Kak Beni
sendiri, bagaimana sih
arti penting networking itu
dan bagaimana
it can help with your
evening essay
I think
I'll start untuk
networking
Kalau di networking, dua
key questions yang aku buat adalah
I think most of the
alumni juga nyaranin ini karena yang aku
bereskan of my communications with them
Yang pertama, gimana caranya
kita buat networking itu
Yang kedua, gimana caranya kita
maintain itu. Menurut aku itu penting
juga untuk dibahas
Nah, yang untuk di networking
itu beda dari
essay yang lain. Essay yang lain aku cuma satu story
satu story, tapi deep dive
Kalau di networking itu aku buatnya dua story
Yang pertama adalah dimana
ketika aku ada mutual
benefits dengan orang lain
dengan my networking partners misalnya
aku ngomong kayak aku butuh ini dari mereka
tapi ketika mereka ada networking
dengan aku, aku berikan ini
untuk mereka. Itu story yang aku bawa
Story yang kedua adalah dimana
at that moment cuma aku yang butuh sesuatu
tapi I maintain the networking
Jadi
background untuk networkingnya itu
again and again, aku selalu ngebahas
masalah sustainability in mining
I pick all of the stories yang bener-bener
focus cuma untuk topik itu doang
I mentioned, contoh yang aku buat
pada saat itu, waktu I was working with McKenzie
Next Generation Women Leaders
itu banyak banget orang-orang yang
very good in leadership, very good in
communication, in networking, dan semuanya
and I just wanted to learn how to do it
because sometimes, I mentioned
about my flow as well
That's becoming the reason why I need this networking
Aku mentioned kelemahan aku
pada saat sebelum mengetahui
atau sebelum lakukan networking ini
adalah
I always pick on something that is very technical
and sometimes when it comes to making connections
sangat susah untuk
bikin efficient communication because
it's so many jargons, banyak banget yang
technique-language yang
bener-bener gak mudah untuk diserapi
Jadi, and I feel like
this is a flow, that's why I need to go out from my
comfort zone, from the
mining engineers people, jadi aku berusaha
untuk bikin networking ke orang lain
which is I jumped this, and I just wanted to make connections
with them, I wanted to learn about how to
lead something efficiently,
gimana caranya presenting something
and at that moment, I feel like I'm the only one
who get a benefit of them, so I'm not pretty sure
if they get benefit anything from me, tapi
the outcome of that long relations
adalah I understand
about what I want to do for my scholarship
as an example, itu story yang pertama
story yang kedua, aku mention
tentang how to get these relations
actually mutual benefits, yang I give
something and they gain something
and the way for me to maintain relationship
is just by, that's
I explain how do I maintain it, it's not
in a way of me explaining how do I
create relationship, atau networkingnya
aku approach dengan cara
very technical answers, an example
I mentioned, aku follow mereka di
social media, and I explain about
I read their journal, their journal is really
good, and I have many questions for them
if they are open for coffee, kecap
and that moment I started my
networking with that coffee, kecap
and the way for me to maintain the relationships
I conduct regular
check-in every month, dan itu cara
aku untuk maintain relationship, and
I feel like that's very important
untuk dibuat juga di SI kita, it's
not about who are
the people that we're connecting with
mungkin untuk orang-orang yang kerja di high
level class, tricky banget untuk
ngejawab kayak, okay, I have a connection dengan
Jokowi, okay, I have connection dengan dis menteri
I have connection with this high level of people
tapi, I don't feel like siphoning, looking
for that particular point
tentang siapa yang kita networking with
it's more about how do we go with that
jadi, more
being sincere and humble explaining about
what the networking, how the networking useful
for you, and how do you maintain the networking
gak harus caranya sama dengan yang
aku jelaskan tadi, it's up to you, how do you
maintain the networking, and something
that should be also explained, the
siphoning, and I think I close my
SI di bagian networking dengan ngomong
kalau misalnya, this networking
skill gak bakal berhenti, cuman
pada saat saya apply untuk
scholarships, later in the UK
I feel like this networking skill
harus dilanjutkan
the people that I'm targeting for networking adalah
ABCD, and this is the way for me to go
with the networking, itu yang
aku closing in my last part
of networking SI
okay, aku jump in aja ya
untuk
networking SI ku
aku lebih memberikan konteks dulu
lagi nih, jadi di awal
as usual, aku
membawakan satu hook gitu
oh iya, dari tadi aku ngomong ada hook
di depan SI itu
menurutku itu penting, karena apa?
karena orang yang akan evaluasi kita
itu kan baca banyak SI ya
nah, kalau
dia tidak menarik dari awal, kayaknya
dia akan, apa penilaiannya
dia juga nanti bakalan, ya udah B aja
gitu kita, di belakang-belakangnya
jadi aku usahain supaya sebisa mungkin
di depan SI itu
dibikin hook yang menarik
dalam hal ini, aku
membawakan topik bahwa
aku kan kerja di penjagaan bunuh diri, dan orang-orang
biasanya mikir kalau penjagaan bunuh diri itu
pasti kerjaannya psikiater atau psikolog klinis
yang mana itu sangat rumah sakit
atau klinik, atau you know,
di bidang kesehatan, tapi aku justru
bilang bahwa suicide itu
kompleks issue, dan dia butuh kolaborasi
multiple stakeholders, makanya itu
aku jelasin, aku
membangun networking
dengan cara begini,
menjanjikan data dan
menyentuh hati melalui live experience orang
gitu, lalu
membuat
sustainable coalition-nya itu
dengan memberikan lebih banyak lagi
tujuan-tujuan yang lebih besar
jadi orang-orang tetap merasa excitement
untuk berada dalam coalition itu
nah, aku akhirnya ngasih dua contoh
dalam
esayku, bagaimana yang pertama
adalah tentang suicide
news reporting guideline, bagaimana kita
mempush itu bersama-sama dengan
para jurnalis, pun
awalnya mereka tidak merasa nyaman
dengan adanya ide seperti itu, karena takutnya sensor
gitu ya, tapi aku menjanjikan
data dan bagaimana orang-orang
yang punya pengalaman hidup
itu ternyata terganggu dengan itu, dan
ternyata bisa loh, ada bukti-bukti
bahwa peliputan media tentang
pemberitaan bunuh diri yang lebih
manusiawi dan tidak dramatis
itu ternyata lebih menguntungkan media juga
jadi, dari sana akhirnya
baru bisa deh tuh, bekerjasama dan
membangun
koalisinya, terus juga menggolkan
satu pedoman
untuk Dewan Pers
bersama dengan Dewan Pers, terus
juga akhirnya, kita berusaha
untuk implementasi itu, kita
bikin bigger goal lagi, bahwa
yuk, implementasinya kita
dengan bikin workshop
untuk si panduan ini
contoh yang kedua, itu
lebih ke bagaimana
melakukan satu novel study
yang akhirnya, itu kerjasamanya
lagi-lagi bukan sama tugas
kesehatan nih, atau rumah
sama sektor kesehatan, tapi justru
sama NGO gitu, yang
punya database
dan bagaimana mereka bisa
mengakses database ini untuk menjadi
partisipan dalam riset kami
hal-hal seperti itu yang akhirnya
aku tunjukin bahwa
dari membangun network ini
akhirnya juga jadi fruitful tuh, studinya
bagaimana itu bisa
ditampilkan di pelbagai conference
terus diavokasi
ke BPJS dan
ke SRI
nah, hal-hal itu yang bisa
ditampilkan sih menurutku dalam
aspek networking
terus juga, sama kayak Dio
tadi, bagaimana
menunjukkan skill ini digunakan nantinya
tapi kalau aku, bedanya adalah
lebih menunjukkan bahwa
di masa depan
kalau aku udah jadi Shevening Scholar
aku bakalan bawa nanti
orang-orang dari
Shevening Scholar dari berbagai
negara lainnya, itu untuk bisa
kolaborasi multisektoral di
Southeast Asia, karena aku udah paham
aku udah lumayan paham dengan konteks Southeast Asia
gitu, dan
lagi bahwa
multisektoral
itu penting buat
penjagaan buduh diri ini, dan makanya itu
aku akan tetap menggunakan dan mengasah
skill networking ku, kurang lebih gitu sih
Terima kasih
Kak Benny dan Kak Biyo
ya jadi, memang networking ini
kalau bisa dibilang, ya memang
salah satu, ya crucial
aspek dalam esai kita
dan
bukan hanya ngomong, oh ya saya punya
network sama ini, ini, itu, tapi juga
gimana sih, how you build your network
tadi udah dijelaskan oleh Kak Benny dan Kak Biyo
dan juga gimana kalian mau
membawa network itu ke
future plan kalian, dan
gimana ke depannya network itu juga bisa
network yang kalian bangun itu
bisa useful
untuk
tidak hanya studi kalian, tapi juga
pengembangan karir juga, dan
seperti yang udah dijelaskan
tadinya, nah ini
kita ada dua penanya
yang sudah request
mungkin bisa dimulai oleh
Koti Muzaka
mungkin
bisa di unmute
dan boleh, kalau mau nanya
halo
sepertinya
Kak Koti Muzaka tidak
respon ya
selanjutnya
ini ada
dari
Kak Mita
hai, halo Kak
ya, halo
boleh langsung
disampaikan pertanyaannya
oke, jadi aku ada
dua pertanyaan Kak, yang pertama itu
apakah menurut Kakak conclusion di setiap esai
itu perlu, terus yang kedua
terkait networking, kan
kita konteksnya kan emang bukan seberapa
besar sih network yang kita punya, tapi lebih ke
benefit yang kita
dapatkan dari itu juga kan, nah menurut
Kakak tuh, itu perlu gak sih kita nge-mention
nama orangnya, atau kayak sebatas
misal aku berhubungan dengan dosen, dosen ini
aku memberikan ini, atau kayak kita mention namanya juga
karena aku dapat feedback itu
kayaknya aku terlalu banyak nge-mention nama
gitu, jadi aku bingung, harus kan kita
memasukkan nama, atau sebatas hubungan kita
gitu aja, terima kasih
ya, terima kasih Kak Mita, pertanyaannya
mungkin boleh
antara Kak Bia atau Kak Benny, bisa langsung
dijawab aja
aku jawab ya, untuk
nama
itu
ya,
kalau misalnya, ada contoh
dari pengalaman aku itu, aral
asersi, alasan, contoh, link back
nah, konklusi itu menurut aku link back
gak harus repetitif, tapi
lebih ke
definisinya, kalau misalnya di leadership
contohnya, konklusi aku bukan
therefore, leadership
untuk aku adalah, blablabla, repetitive story lagi
bukan itu, jadi bener-bener kayak
itulah yang aku maksudkan dengan leadership, dan itulah yang
aku ingin lakukan nanti, karena itulah bagaimana
lebih ke futuristiknya
itu cara aku untuk bikin conclusionsnya
jadi, still same
dengan Kak Benny jawab tadi, untuk
yang kedua, nama
assuming ini bukan untuk networking as I doang
sebenarnya, it's very important
untuk nanya dulu, apa tujuan
untuk nama ya, masukin nama itu
tujuannya apa, kalau misalnya kita
pengen emphasize human positions atau
company orang ini
dan berarti namanya gak terlalu esensial
sama, tapi
aku ada masukin nama
itu di bagian
SI University, kalau gak salah
ada SI untuk nanya kenapa
study choice part
SI, itu aku drop satu nama
profesor, karena bener-bener
dia expert di bidang critical minerals
dan, aku udah minta izin
tapi sebelumnya, jadi I feel like it's very important
as well, before shifting
aku email profesor ini
nanya kalau misalnya, I'm planning to apply for
shifting, and the reasons
why I'm applying to this university, karena
aku lihat banyak
research tentang mining di Indonesia
yang dilakukan oleh profesor ini
namanya waktu itu profesor Peter Cameron, it's very outstanding
di bagian critical minerals
and I wanted to put about
your journals, di one of the
SI, aku pengen emphasize kalau misalnya
itu bener-bener salah satu change maker
untuk di mining industry
is that possible
for me to just bring your names later during
my interview, atau di bagian SI, terus dia ngomong
yes, I'm very happy
for my name being mentioned, jadi dia udah
consent untuk namanya dimentioned, that's what I did
tapi it's only one name, the reasons
being, very clear objective, because he's a very
outstanding people and everyone
at that moment, aku nggak tahu siapa yang
bakal ngecek SI aku, in case
SI aku di cek oleh orang carbon
atau orang climate change, atau orang critical
minerals, then they definitely knows
about this person
dan itu pun aku nggak masukin di bagian networking, itu aku
masukin di bagian study choice part
jadi, depends on what's your objective
sama yang kedua, how do you frame it
and third, depends on the story
kalau misalnya story-nya bener-bener very personal
and it requires for you to ask consent, then it's important
to ask consent, tapi
it's also important nanti untuk nulis
nama-nama yang inspiring you, maybe during
the interview, kita lebih bisa
approach personals by mentioning namanya
but then again, back to your
objective, untuk masukin
namanya gimana, that's for me
oke kak, thank you, jadi ya sih
mulai tercerahkan, jadi untuk networking
sih emang lebih ke position-nya sih, cuman kemarin
aku kayak mention dua position sama
namanya, tapi dari apa yang dijelaskan tadi
memang prefer untuk
ambil dari position gitu
sama tadi insightful banget kak, yang bilang
kakak sampai ngekontak
profesornya untuk, hanya untuk
memasukkan namanya beliau gitu, di
SI dan interview, nah kalau
boleh tahu nih kak, kalau bisa masih boleh nanya lagi
itu kakak nanyanya tuh setelah dapet
LOE atau gimana waktu tanya ke
profesornya untuk memasukkan namanya
beliau di SI tuh, nah itu
unik banget sih, jadi menurut aku itu strategi
yang oke sebenernya, jadi sebelum aku
apply shifting, itu aku udah
email profesornya
ada tiga target-nya profesor aku yang
bener-bener aku target-in banget
yang bahkan sampai kuliah itu aku target-in
untuk jadi pembimbing disertasi
aku, jadi aku email ke
tiga profesor itu, email yang
berbeda, nyatain kalau misalnya aku interest di ini
aku mention research mereka, aku mention paper mereka
aku tertarik
untuk apply-nya, jadi itu aku lakukan sebelum
sebelum shiftening
sebelum shiftening applications
sama, aku update
juga nih profesor, hello profesor, thank you
for letting me, using your name
you know
hopefully gak sugarcoating, tapi aku mention I proceed
ke shortlisted, dan
I'm very happy
about this, dan pada saat shortlisted
itu, aku takut kalau misalnya
pertanyaan bener-bener technical, jadi ada
satu question yang aku drop ke
profesornya yang kayak, I'm preparing my
interview now, and I'm afraid they will ask me
about this, and it will be very helpful
if you can answer about this question, and
it will enrich my answer during
the interview, terus dia ngebales
dan, I think
winning skill-nya adalah waktu aku loloshiftening
karena aku masih di site tambang
and it's very short time for me
untuk balik
ke Jakarta pada saat itu, dan untuk
administrasi, IELTS
dan lain-lainnya, sedangkan kita harus
submit LOA, itu
karena aku udah ada koneksi sama profesornya
aku langsung email ke profesornya, kayak
I got accepted this evening, tapi aku masih
ke-stuck di administration
work, kayak
my IELTS score belum keluar, dan ini-ini, but I need
the LOA, is it possible for you to just
help me with this, and I will
kayak submit letter untuk
my IELTS, but I
attach my expired IELTS pada saat itu
dan because of that, I think it's
helping me, I know the question is a bit of
di luar SI
tapi it's something that is definitely helping me
in administration work right after the SI
hopefully that's help
okay, thank you so much Kak
thank you
ya, terima kasih
Kak Mita atas
pertanyaannya, tadi udah
dijawab oleh
Kak Benny dan Kak Biyo
I think itu udah
secara garis besar
it's what
the essay is about
networking
mungkin ada pertanyaan lainnya
dari teman-teman
bisa langsung
request aja
dari kakak-kakak
alumni juga, kalau misalnya ada yang mau
disampaikan, bisa langsung
request juga
mungkin sembari kita menunggu
pertanyaan lainnya
dari Kak Biyo dan Kak Benny
mungkin bisa
cerita lagi nih, gimana
pengalaman menulis
essay-nya di bagian
dua bagian terakhir ya, ada
why
study in the UK dan
future career plan, tadi mungkin udah sempat di
mention juga tentang future career
plan-nya, nah mungkin
bisa
dijelaskan lebih
di bagian kenapa sih milih
untuk di UK dan how it
reflected in your essay
Okay, I'll show the
first one. Untuk bagian
career, sorry, study
future in the UK, that question berarti
yang pertanyaan universitas ya, Gayah?
Betul, ya
kalau aku, ada tiga
faktor yang aku
emphasize, jadi kan itu ada tiga universitas ya
yang kita pengen jelaskan kenapa kita milih
universitas itu. Nah, aku pada saat itu
benar-benar ngebaginya adalah
50% ngebahas preferensi
pertama, 30% ngebahas preferensi
kedua, 20% ngebahas preferensi ketiga
itu cara aku masukin
tiga-tiga universitas pilihan ke dalam essay
tapi untuk menganalisa itu
aku essential
questions-nya, essential points-nya
yang pertama adalah modul, yang kedua
professors, yang ketiga
partner universitas
jadi yang pertama aku bahas masalah
modul. Di bagian essay
aku sebelumnya, di bagian essay leadership
sama di bagian essay
networking, tadi kan aku udah mention
apa isu yang pengen aku lihat, kenapa aku
berangkat untuk apply shavening dan lain-lainnya
Nah, itu tuh menurut
aku harus reflective juga, kenapa
isu yang kita bawa itu ada di universitas ini
dan itu aku jelaskan. Oh, isu
yang sebelumnya aku mention di essay ini
di essay satu dan essay kedua, itu ada
di modul universitas ini
jadi aku mention pada saat itu ada modul
untuk bagian critical minerals
untuk mining, ada mining governance, ada ESG
jadi bener-bener
tiga modul ini ada di universitas pilihan
aku yang pertama
ini bener-bener salah satu untuk menjawab semua
itu is also lining up semua
yang kita bahas ya. Yang kedua, professor
Nah, professor ini yang aku tadi sebutin
kalau misalnya, I mentioned one of the professor's name
aku ngebahas kalau misalnya
professor ini ngadain research
di Indonesia udah dua perusahaan
tambang. Salah satu perusahaan tambang
yang diadakan research adalah perusahaan tambang yang
tempat aku kerja. Dan
ini salah satu isu yang aku pengen
selesaikan. Nah, ini
lain juga dengan yang karir aku tadi. Karena
di karir, setelah pulang dari UK, aku
most likely aku akan kembali ke
mining company sebelumnya. Itu yang aku jelaskan
kalau misalnya aku bakal change
in governance-nya, ESG-nya
which is relate ke
kenapa aku butuh professor ini. Karena
research dia adalah di-conduct
di perusahaan tambang yang aku yang sekarang
Itu untuk yang bagian
professor yang keduanya. Dan yang ketiga
itu di bagian partner universitas
Nah, jadi aku ngelihat
kalau misalnya, my purpose
untuk study nanti bukan cuma untuk
dalam kelas, tapi I'm planning untuk ngadain
internships, I'm planning untuk
ngadain site visit
Untuk internship sama site visit
universitas ini ada partner sama
perusahaan tambang global. Rio Tinto
Anglo American, Valley
Dan menurut aku, itu caranya
untuk aku ngevalidasi apa yang aku
pelajari di kelas sama apa yang bisa
aplikasinya di technical
Dan universitas ini cuma satu-satunya
universitas yang ada kerjasama dengan tiga perusahaan
tambang ini sebagai partner
And that's the reason why I choose this university
Nah, menurut aku, itu bebas dari teman-teman
apa aja faktor yang pengen kalian
Faktor memilih universitasnya
Tapi kalau aku modul professors
sama partner university
Dan itu karena, itu yang aku
perceive penting untuk my career goals
That's how I choose untuk bagian SI
university
Ya, KB ini mau langsung
ditambahkan? Ya, kalau untuk
studying in the UK essay-nya itu
aku jelasin lagi
konteksnya awalnya kayak gimana
bahwa bagaimana secara spesifik
study yang aku pengen lakukan
di UK itu bakal ngejar
area apa sih? Maka
membendalami area apa sih? Jadi
aku disini menjelaskan
di essay ini tuh aku menjelaskan bagaimana
bahwa aku melihat bahwa
agama di Indonesia itu
bisa digunakan untuk memberikan
kenyamanan atau
justru menstigma orang
dengan pemikiran bunuh diri
Nah sayangnya di Indonesia
ya aku langsung nunjukin tuh gap-nya apa gitu
Tidak ada nih intervensi yang
menutres ini, bla bla bla
Dan aku akhirnya disini
juga aku juga menjelaskan, karena aku kan
udah punya master, magister sebelumnya
aku berusaha bikin reasoning juga, kenapa sih
udah punya master, kok
masih pengen lagi belajar gitu
master lagi gitu, jadi aku
jelasin bahwa, oh ya saya
sebagai lulusan psikologi saya bisa kok ngebentuk
intervensi yang efektif, tapi
dia bakalan tidak digunakan dengan baik
kalau dia
tidak culturally acceptable
dan karena itu saya butuh
medical anthropology
untuk bisa
membentuk si intervensi
yang lebih culturally acceptable
lalu menjelaskan lagi
mengapa UK itu
the best place buat studinya
karena saya punya pengalaman dengan
akademi culture-nya, terus
selain
itu ya udah punya pengalaman
kerja juga
dengan beberapa institusi UK
terus juga saya menekankan
bagaimana UK government
tuh sebenarnya udah
launching dana bahkan
yang sekitar 5 juta
GB Pounds gitu, untuk
mendukung si Swiss intervention sector
di dalam negaranya, sehingga
tentu itu akan menyediakan
lebih banyak kesempatan untuk belajar
ya, jadi bukan cuma di dalam kelas aja
gitu, sama kayak tadi Beik Bio juga
bilang gitu ya, nah itu yang
perlu dimasukin
sebagai konteks buatku
habis itu baru aku masuk deh tuh ke
pilihan pertama, pilihan kedua, pilihan ketiga
dan semuanya formatnya kurang lebih sama
kenapa milih di
universitas itu? karena ada si
profesor ini, ini, gitu, jadi
bukan cuma state, oh karena dia rankingnya
bagus gitu, rankingnya
bagus mah semua orang udah tau gitu, ibaratnya
itu tinggal di search ke QS, ke
THE, itu semuanya dapet
tapi orang perlu tau kenapa
kamu harus studi di
tempat itu, ya karena ada
profesor, ada mata kuliah yang
relevan gitu ya, modulnya gitu
dan kalau memungkinkan coba
cek-cek deh, dia ada research center apa enggak
ada research center yang relevan
enggak, nah itu yang perlu
dimasukin juga tuh, kalau
buat aku, karena itu akan semakin menguatkan
alasan kenapa banget
harus di program studi ini, di
departemen ini, di kampus ini
gitu, dan habis itu ya di
closing-nya ya tinggal bilang aja, nanti
dari studi ini
ya saya mengharapkan saya bisa
menebakkan
pengetahuan yang tadi
untuk menutup gap yang di atas tadi itu
kurang lebih gitu
baik, terima kasih Beni Kabio
tadi udah
penjelasan yang sangat komprehensif ya
kenapa sih harus studi
itu, kenapa harus universitas itu
yang dipilih gitu
kan ada
alasan-alasan yang bukan
hanya setamerta
itu karena ranking, tapi juga alasan
personal dan
ya lebih menuju ke arah
kita menjelaskan kalau kita
juga udah research banyak soal
universitasnya, jadi itu penting juga untuk
di showcase, di insight kita gitu ya
kita punya less than
5, sorry, ya
less than 6 minutes
or more
kalau teman-teman
ada pertanyaan bisa
langsung
request
oh ya ini ada satu request
dari
kak
lagi connecting, dari kak
Nana
boleh langsung lemparkan pertanyaannya kak
Halo
Halo aku Nana
Halo aku Nana, aku dari
Aviation Industry, mau tanya nih
sama kak Bion, sama mas Beni
juga, jadi
seperti yang kak Bion ceritain
sebelum nulis esen ini pasti udah
research banyak banget kan tentang
scholarship, sudah interview
para alumni juga
jadi yang mau aku tanyakan
dari yang kak Bion
pelajarin, menurut
kak Bion apa sih sebenarnya sosok
atau bagaimana sih sebenarnya sosok yang
dicari oleh
Chiffoning Scholarship ini
apa memang orang-orang yang highly skilled
di bidangnya atau
orang-orang yang punya
mimpi, pengen develop
atau ngasih social impact
di negaranya, jadi kita tahu nih
point apa sebenarnya yang mau kita tekankan
di essay yang nanti akan kita tulis, gitu kak
Halo
thank you Nana
very hard questions, unique questions
feel free to add
anyone, Olga atau kak Beni
berdasarkan yang interview aku lihat, ini kebetulan
aku interview my friends from debating club
pada saat itu, bener-bener
pertanyaan aku cuman kayak
I was asking the same question
kayak Nana nanya sekarang, tapi my way
I ask adalah, right after
you join with them, lo ngobrol-ngobrol
dengan mereka, is there any way
ketika lo ngobrol di coffee chat, tiba-tiba
lo mikir kayak, no wonder this person
got Chiffoning Scholarships
ada pada saat apa, itu yang aku tanyain
ke mereka, jadi
yang dijawab sama temen aku
dan menurut aku juga, I feel that ketika sekarang
hangout dengan temen-temen anak Chiffoning, cuman ngobrol-ngobrol
doang, menurut aku yang pertama
they know what they want, mereka bener-bener really know
what they want, gitu loh, mereka tahu banget
gap apa yang mereka punya, sampai
kenapa mereka pengen apply untuk
master degree-nya
dan itu menurut aku
unik banget, ketika kita lihat di Chiffoning Scholars
itu, semuanya bener-bener diverse
universitas-universitasnya, study-study-nya
diverse banget, yang bahkan menurut aku
kayak ada sesuatu jurusan yang aku
gak tau, itu ternyata ada, gitu loh
ada yang kayak, Olga, if I'm not mistaken, you're criminology
terus yang temen-temen, ada lagi yang cancer research
ada lagi yang spesifik untuk
digital law, dan bener-bener sesuatu yang kayak
okay, it's very specific
ketika itu bener-bener spesifik, I feel like
they know exactly what's the gap between
themselves, gitu, sampai mereka pengen
apply untuk master's-nya
itu yang pertama, yang kedua menurut aku
mereka futuristik
tapi realistik
the way for me to know it, bener-bener kita
ngobrol tuh kayak, lo nanti pengen
gimana nanti, waktu
after, let's say, graduate, atau
di SI-nya kemarin bahas apa, oh iya, I feel like
this is the problem that I have deh, makanya aku
apply ini, this is what I want to solve in the future
makanya aku ngambil
jurusan ini, there always be
why in every answer yang mereka kasih
kayak, iya, aku
ngambil study ini, soalnya gue kerja
3 tahun disini, misalnya gue kerja 3 tahun, and I feel like
this is a problem, that's the reason why
jadi menurut aku itu sesuatu karakter yang mereka punya
and realistic by mentioning
it's also very humble
I think, I'm pretty sure it's also represented well
di SI mereka ketika mereka ngomong kayak
iya, I have a very inspiring
person, ada namanya Butin
bener-bener yang kayak, iya, aku tuh udah kerja
berapa tahunan, lama banget, tapi aku masih
gak ngerti masalah ini, dia udah ngomong gitu kan, makanya
aku pengen apply master's, jadi
in that kind of conversation
itu kelihatan kayak, oh, oke
ini tuh karakter-karakternya
jadi if I can recap, first, they know what they want
second, they know what's the gap
that's the reasons why they apply
and third, there always be why in every answer
they have, so I think
that should be represented well in your SI
jadi orang-orang yang tahu what they want
and know how to achieve it ya, Kak?
iya, jadi no one's very ambitious
like, I want to be a pilot, I want to be NASA
like say, um, talking
simple, tapi bener-bener
terstruktur, milestone-nya
clear dan yeah
thank you, thank you, thank you banget, Kak Biyo
ya terimakasih Kak Nana
untuk pertanyaannya
di kita satu lagi
dari Kak Yesti
iya, selamat malam
suara saya kedengeran?
Pertanyaan saya ke Kak Bio, kebetulan saya sudah follow Kak Bio di IG, jadi gini Kak, saya juga industrinya LNG, gas, walaupun saya bukan teknikal di finance.
Nah pertanyaan saya di, Kak Bio kan juga di private sector ya, nah untuk pertanyaan saya spesifik ke career plan.
Nah apakah biasanya kan kalau private sector keluar, kuliah, itu kan nggak ada tugas belajar kayak SN ya.
Nah seperti apa penjelasan Kak Bio untuk di career plan, kebetulan tadi pembahasannya baru sampai studi in UK, SN nomor 3.
Terus yang kedua, perihal magang ya internship ya di UK, tadi dijelaskan sedikit alasan, salah satu alasannya,
kenapa memilih universitas tersebut karena ada magang atau internship di mining company.
Nah apakah itu part of kurikulum atau seperti apakah, karena kan join apa ya, pernah saya lihat di IG-nya itu yang side visit ya ke mining company.
Itu apa part of kuliah atau seperti apa gitu Kak, makasih.
Makasih.
Thank you Bu. Kalau, if I can recap questionnya berarti yang pertama, gimana kita menjelaskan career plan setelah lulus nanti ya,
terutama kalau misalnya datang dari private sector. Yang kedua, apakah internshipnya part kurikulum.
Nah untuk yang pertama, gimana menjelaskan. Shavening ini menurut aku benar-benar giving us full freedom,
mereka gak ngedikte, oke ketika kamu lulus nanti kamu harus jadi A, B, C, D. Kamu harus jadi big person yang harus let's say director atau gimana.
Mereka benar-benar ngasih freedom, yang penting kita tahu career plan kita gimana.
Yang aku buat di career plan aku adalah ketika aku apply shavening, tujuan aku apply karena aku merasa ada yang kurang atau ada yang bisa di improve dari perusahaan pertambangan.
Dan di career plan aku, aku ngebaginya short, medium, sama long term. Short term goal aku apa, medium term goal aku apa, sama long term career goal aku apa.
Tapi aku nge-breakdownnya itu startingnya dari long term. Jadi long term career goal aku itu aku pengen let's say building NGO untuk bikin energy proliferation.
Cara aku untuk dapet itu gimana nih di medium termnya. Oh di medium termnya aku harus let's say I need to work the consulting firm supaya aku tahu dapet banyak koneksi dan lain-lainnya.
Terus udah dapet di medium term, short termnya apa, which is kayak right after lulus. Oh aku harus kembali ke mining dulu untuk implementasi apa yang aku pelajarin.
Jadi itu yang aku buat untuk di career plan aku. I'm not feel ashamed when I say di SI aku kalau misalnya aku bakal harus pulang ke my private company.
But that's my case. Kalau misalnya di case Ibu IST pengen buat, in my case I resign from my company, I pursue my master's, and I wanted to apply to another company that is bigger than my current company, it's fine, it's okay.
As long as ada justificationnya kenapa, why is that your career goal? My justification untuk milih itu, untuk milih ke balik lagi ke private company adalah karena itu ruangan untuk aku ngeimplementasikan apa yang aku pelajari di master aku.
Reason being juga karena that's the reasons why I apply for my master's. If that's answering the first question.
Second question, apakah part dari curriculum? Partners company-nya itu bukan part of curriculum. Jadi memang kurikulumnya ada options, dissertation, atau internships.
Kalau misalnya kita pilih internships, universitas bakal connect-in kita ke partner company. Tapi because of my dissertation, I didn't exploit the opportunities itu.
Tapi the way for me untuk dapet visiting Anglo-American kemarin, itu benar-benar dari company, mereka ngasih announcement, there is a site visit untuk Anglo-American, kalau misalnya kalian mau join, and there is a selection process, then you can pass that.
So it's more about the company connections and delivering all the opportunities announcement ke email kita.
Tapi if you choose internships as an option untuk lulus, karena di UK banyak option itu, gak harus cuman dissertation, then you still can get a chance untuk kerja di perusahaan oil and gas atau di mining company,
it depends on whether your university punya partner atau enggak with that company.
Okay, bisa follow up question-nya lagi?
Iya boleh.
Terus kembali ke career plan yang short term tadi, karena justru dari yang long term ke medium, baru ke short term.
Bukan dari short, medium, terus long term-nya apa gitu ya, kayak mungkin ini sesuatu yang agak unik dan menginspirasi gitu.
Nah terus kalau misalnya yang short term-nya tadi itu, Kak Bion mention akan tetap ke mining company, tapi tidak mention akan kembali ke perusahaannya gitu, karena kan itu mulai dari awal lagi gitu ya.
Jadi the way untuk aku nge-framing itu pada saat itu adalah kayak, I've been working in this company selama hampir 4 tahun, dan aku dapat di position ini and I maintain a very good relations dengan my company.
Terus my manager sees my master of science atau my master degree in the UK as a way for me to enrich my knowledge.
And based on the communications with my manager and as a CEO, they're happy to take me back to the company and giving me a chance to give an opportunity there.
Jadi itu yang aku jelaskan untuk essay-nya.
In that specific things, I mentioned kalau misalnya aku bakal pulang ke company ini, karena my company sort of demanding me, still wants me.
I don't know, I feel like it does sort of tricky as well that moment, mungkin aku mikirnya kayak, apakah ini penting untuk aku mention kalau aku pengen pulang ke company ini,
selain dari that's the only platform for me to implement my master degree right away.
Sama yang kedua, sort of bragging kalau misalnya that I have a quality that my old company still wants me.
Jadi itu benar-benar waktu itu agak tricky kayak, I think it's important for me to mention, that's the reason, itulah kenapa aku mention itu.
Mungkin agak ego dikit untuk pengen nge-leading pembaca essay-nya, mikir, okay, this person still have a good connection, good network, which is okay untuk nge-strengthening my networking essay.
Yang kedua, okay, this person is qualified and has a strong qualification that the previous company still wants her.
Dan yang ketiga ngomong, okay, this person still wants her.
So, banyak goal yang aku pengen achieve pada saat itu by explaining that I still want to stick in this company and this company still wants me.
Pada saat itu, itu yang aku targeting. But again and again, it's all your story.
Okay, Kak. Terima kasih, Kak, banyak informasi yang disampaikan masalah ini.
Karena saya juga agak bingung kalau misalnya hal yang sama.
Tadinya saya sudah jelas, essay-nya sudah saya tulis tadi.
Tapi saya jelasinnya akan kembali ke company yang sama karena industri-nya spesifik.
Tapi saya pikir-pikir lagi kok pede banget gitu, iya kalau masih diterima gitu.
Atau once kita resign kan sudah ada penggantinya.
Gitu-gitu, Kak, maksudnya.
Tapi terima kasih, Kak, apa penjelasannya.
Sangat insight untuk ide-ide yang akan diperbaiki di career plan essay saya.
Terima kasih.
Terima kasih, Mbak, pertanyaannya.
Dan tadi sudah penjelasan dari Kak Biyo juga terkait future career plan, ya.
Dari Kak Benny, apakah ada tambahan?
Overall mirip-mirip sama Biyo.
Cuma mungkin aku lebih konkretin tentang short term-nya itu dalam berapa tahun,
medium term itu berapa tahun, long term itu berapa tahun.
Lalu juga empasis bagaimana saya akan menggunakan shavening communities
dalam mencapai goals ini juga.
Dan menunjukkan lagi nih, career plan yang ini relevan nggak sih
dengan hubungan UK dan Indonesia, relevan di bagian mana.
Nah itu yang lebih banyak aku tunjukin di essay career plan ini gitu.
Karena gimana pun juga kan, ini biasiswa datang dari pemerintah Inggris,
tentunya itu akan lebih bagus gitu kalau kita bisa menunjukkan bahwa
investasi mereka ke kita sebagai sumber daya manusia gitu,
itu bisa membangun hubungan yang baik antara dua negara.
Kurang lebih gitu kalau aku.
Ya, terima kasih, Kak Benny.
Mungkin kita sudah hampir di penghujung sesinya ya.
Nah mungkin untuk pertanyaan terakhir nih untuk Kak Benny dan Kak Biyo,
gimana sih bikin essay kita itu outstanding?
Maksudnya gimana cara membuat kita itu berbeda dari aplikan lainnya?
Karena kan pasti mereka menerima ribuan application yang pasti semuanya bagus-bagus gitu ya.
Nah gimana cara membuat kita itu beda dari aplikan lainnya?
Yang ya tadi aku sudah nyebut tentang kalau di pembuka essay itu
sebisa mungkin ada hook gitu ya, tapi jangan terlalu fokus di hook
terus akhirnya jadi blepotan kemana-mana juga gitu.
Jadi hook itu penting, tapi tetap bikin dia konsisten.
Dan konsistennya ini, kalau kemarin sih aku malah sampai bikin
mastiin bahwa contoh yang aku berikan di leadership itu ya tetap akan nyambung
dan itu akan berhubungan dengan apa yang ingin aku capai di career plan gitu.
Jadi sekonsisten mungkin sampai contoh-contohnya aku bikin
itu bisa tetap memudahkan mereka untuk mengingat
oh anak ini mau ngambil medical anthropology karena dia pengen mengisi
satu gap dari pekerjaan pencikahan bunuh dirinya.
Kurang lebih gitu.
Jadi mungkin teman-teman juga bisa bantu untuk bisa mendapat konsistensi ini.
Kira-kira dalam satu kalimat teman-teman bisa menjelaskan diri teman-teman
itu sebagai apa.
Nanti coba di-breakdown dalam dan itu yang akan jadi jangkarnya
dan bisa di-breakdown ke dalam 4 SI itu.
Kurang lebih gitu sih.
Ya, KB ini udah bahas masalah hook, konsisten.
Aku setuju banget itu, those two points benar-benar unique.
Aku mungkin tambahinnya cuman evidence-based.
Itu penting banget sih.
Menurut aku, contoh simple-nya itu adalah aku melihat diri aku sendiri.
Kalau misalnya aku baca paper atau kalau misalnya aku baca koran,
kalau cuman tulisan doang, gak ada angka,
itu tuh aku sendiri agak lumayan bosan kalau misalnya ngebaca itu.
Jadi kalau misalnya ada angka, itu menurut aku benar-benar
it's just changing your mentality ketika ngebaca.
And that's what I like.
Dan aku merasa kalau misalnya I put numbers juga di SI aku
itu sesuatu yang interesting.
Dan aku sangat mencegah untuk cuman rely di kata-kata,
di adjective words.
As an example mentioning, I'm a very good leader.
In all of my SI itu gak ada sama sekali adjective without numbers.
Even I don't mention adjective, I'm a very smart people,
I'm a very good people, there's no adjective at all.
I only mention I lead this number of people.
Before that, these numbers happened.
And that's problematic because our target is this number.
After that, this is the number that I got.
It is good because it's higher than this number.
Then I don't need to tell and let them that's why I'm good.
I just let it be.
It means like, okay, it means that I'm giving my best.
And that's represented by the numbers.
Jadi menurut aku, salah satu yang bikin unik adalah
understand what you want to explain and make it evidence-based.
And that's how it works.
But then again, it's for me.
Baik, terima kasih kak Benny dan kak Biyo atas penjelasannya hari ini.
Semoga insightful ya bagi teman-teman sekalian dalam menulis Chiffoning ISI-nya.
Mungkin kita sudahi saja Twitter Space hari ini.
Terima kasih atas partisipasinya teman-teman.
Dan tentunya kakak-kakak alumni yang sudah hadir juga dan mendengarkan space-nya hari ini.
Ya, baik. Kita tutup.
Terima kasih dan sampai jumpa di kegiatan Chiffoning Buddy selanjutnya.
Thank you everyone. Bye.
Terima kasih semuanya. Bye.
Thank you.