๐ Dapatkan Transkrip Cepat dan Murah Hanya Rp10rb/rekaman ๐
Transkrip berikut dihasilkan secara otomatis dari aplikasi Transkrip.id. Ubah audio/video menjadi teks secara otomatis hanya Rp10rb dengan durasi tak terbatas. Coba Sekarang!
Prabowo Subianto, Pak Prabowo selamat malam. Apa kabar Bapak?
Alhamdulillah baik.
Rame sekali ya Pak, rame sekali.
Terima kasih sudah meluangkan waktu hadir di Matanajo malam hari ini Bapak Prabowo.
Terima kasih saya diundang.
Bapak sudah kali keberapa ini ke UGM, ingat sudah sering atau masih bisa dihitung jari Pak?
Ya lumayan, sudah berapa kali kesini.
Pak yang jelas, dua bakal sawan presiden sebelum ini, itu keduanya adalah alumni UGM.
Bapak tidak gentar kan?
Tidak.
Karena sebelumnya...
Mereka alumni Gajah Mada, saya alumni Akademi Militer yang dosen-dosennya dari Gajah Mada.
Dosen-dosennya dari Gajah Mada dan banyak killer juga.
Jadi aku dapat banyak merah dari dosen Gajah Mada ini.
Oke, jadi belum tentu yang alumni lebih tau Medan ya?
Karena prajurit mungkin bisa lebih membaca Medan atau gimana Pak Prabowo?
Mbak Nana, saya tidak membaca, saya merasakan Medan.
Jadi rasanya kok ini banyak yang bersahabat begitu.
Yang jelas Pak Prabowo bicara dengan banyak kelompok masyarakat, ke petani, ke nelayan, ke Kiai dan sebagainya.
Apa bedanya kalau bicara dengan mahasiswa Pak?
Saya kira ya mahasiswa yang paling berkepentingan karena masa depan milik mereka semua.
Mereka yang berkepentingan lihat bangsa kita menjadi bangsa yang hebat, bangsa yang maju, bangsa yang makmur, bangsa yang adil.
Itu kepentingan mereka, karena itu mereka sangat berkepentingan untuk mengikuti perkembangan.
Baik, Pak Prabowo kita akan mulai diskusi kita malam ini Pak.
Saya akan mempersilahkan Bapak nanti untuk waktunya 10 menit untuk memaparkan apa gagasan-gagasan Anda sebagai bakal calon Presiden Republik Indonesia.
Kita akan dengarkan Baca Pres Spill gagasan.
Terima kasih atas undangan yang diberikan kepada saya.
Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita sekalian. Shalom, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Selamat Malam.
Saudara-saudara sekalian, terima kasih undangan ini, kehormatan bagi saya.
Saya sebetulnya mau agak protes.
Gagasan besar untuk negara besar seperti Indonesia kok hanya dikasih 10 menit.
Tapi saya berusaha untuk patuh, disiplin.
Saudara-saudara, karena saudara-saudara akademisi saya akan langsung saja bicara.
Tetapi kita harus mulai selalu dari dasar pemikiran.
Jadi yang saya beri judul, strategi saya, gagasan saya saya beri judul
Strategi Transformasi Bangsa Menuju Indonesia Mas 2045.
Karena intinya adalah semua institusi dunia, semua pakar
mengambil kesimpulan bahwa semua indikator ekonomi Indonesia
menunjukkan bahwa kita pada tahun 2045 akan menjadi negara keempat atau kelima termakmur di dunia.
Kalau demikian, secara ringkas kita harus tahu,
saya tidak akan mengulangi tujuan nasional, kita semua sudah mengerti tujuan nasional
dari Undang-Undang Dasar 45, tapi kita langsung saja kepada target Indonesia Mas itu apa?
Kalau kita bicara target Indonesia Mas, apa yang kita maksud?
Yang kita maksud produksi nasional kita, produksi domestik bruto,
apa yang disebut PDB kita, yang sekarang atau 2022 itu 1,3 triliun USD.
Tahun ini 2-3 saya baru dapat laporan, kita sudah mencapai 1,4 triliun.
Target kita tahun 2045 adalah 9,8 triliun, berapa kali lipat.
Kemudian ranking kita sekarang 16 besar, kita menuju 5 besar.
Income kita, penerimaan kita adalah 4.580, kita menuju 30.000 USD per kapital.
Ini masalahnya adalah per kapital.
Saudara-saudara, untuk menjadi negara yang lompat menjadi negara makmur,
kita tidak mau jadi negara middle income, kita mau jadi negara high income.
Kita harus tumbuh minimal 6%, kalau bisa 7% tiap tahun, itu adalah target.
Saudara-saudara, apa yang sudah dicapai oleh Pak Jokowi pemerintah ini adalah
membangun suatu landasan yang solid.
Kita sekarang dari 2014 produksi kita 890 miliar, sekarang sudah 1,3.
Dari neraca perdagangan yang minus 6 miliar, minus sekarang kita surplus 54 miliar dolar lebih.
Ini adalah keberhasilan yang patut kita syukuri.
Kita masih belum puas, masih banyak ketidak merata.
Kita perlu ada pemerataan yang lebih adil, tapi ini capean, ini adalah fondasi solid.
Saya langsung saja karena dibatasi oleh Mbak Nana, 10 menit.
Apa, mencapek itu apa strategi kita?
Saya dengan pakar-pakar, saya dibantu pakar-pakar,
profesor-profesor yang terpinter ada kurang lebih, sekarang ada kurang lebih 60 pakar.
Di berbagai bidang, ipo, lexus, bootmill, dan terutama ekonomi.
Kita merumuskan 17 program prioritas.
17, yang pertama kita harus mencapai suasembada pangan.
Harus mencapai suasembada pangan, dan saya yakin ini bisa.
Kalau kita laksanakan dengan benar, kita bukan saja jadi suasembada,
kita bisa jadi lumbung pangan dunia.
Itu cita-cita.
Kedua, kita harus berani memberantas kemiskinan.
Kita harus berani dan kita mampu, kita mampu menghilangkan kemiskinan di bumi Indonesia.
Kemudian dalam rangka itu, kita harus juga memberantas korupsi.
Korupsi adalah penyakit yang akan menghambat kita.
Dan harus kita selesaikan.
Kita harus tingkatkan pelayanan kesehatan dan obat untuk rakyat.
Kita harus kuatkan pertahanan negara.
Kalau lemah, kita akan diinjek-injek dan dijajak kembali.
Tidak ada yang lemah bisa survive.
Kita harus mencapai suasembada air.
Air menjadi komoditas strategik.
Air menjadi komoditas strategik.
PBB sudah meramalkan, kita akan mengalami krisis air.
Untuk itu, kita harus fokus kepada teknologi air dan sebagainya.
Saya di Kementerian Pertahanan.
Ada Universitas Pertahanan di bawah pembinaan saya.
Kita bentuk sekarang di Fakultas Teknik.
Prodi khusus hidrologi ilmu air kita bentuk.
Dan kita punya satgas air.
Kita sudah mampu mencari air dengan tepat.
Kita drill air dan sudah produksi di mana-mana.
Sudah sekalian, kita harus sempurnakan penyempurnaan keuangan negara.
Sekarang kita harus lebih tingkatkan penerimaan dan cara penerimaan negara.
Keuangan negara.
Kita harus menjamin ketersediaan pupuk, benik, dan pesticida.
Langsung ke petani.
Sekarang terlalu banyak perantara-perantara.
Ini kita harus sekarang jamin pupuk harus sampai ke petani.
Kita harus lanjutkan hilirisasi dan industrialisasi.
Sudah-sudah sekalian.
Kuncinya adalah ini yang akan mempercepat lompatan kita.
Sudah-sudah sekalian dengan hilirisasi komunitas-komunitas kita.
Sekarang di bawah kepimpinan Presiden Jokowi Dodo kita tidak mau komunitas kita, sumber alam kita di ekspor, dijual murah ke bangsa lain.
Kita tidak mau. Kita hentikan ekspor murah.
Kita wajibkan mereka untuk melakukan pengolahan di Republik Indonesia.
Sudah-sudah sekalian.
Dan ini membuat banyak negara asing tidak suka.
Kita mau diboykot tapi kita tidak gentar.
Kalau tanpa hilirisasi tidak mungkin kita menjadi negara makmur.
Sebagai contoh, satu kilang minyak di Jepang, satu kilang minyak di Jepang,
limbahnya diolah oleh 40 perusahaan.
40 perusahaan.
Kemudian hasil 40 perusahaan itu digunakan oleh 40.000 pabrik, 40.000 perusahaan.
Bayangkan kalau kita punya pengolahan-pengolahan di Indonesia,
nikel, smelter-smelter di Indonesia, boksit, semua smelter di Indonesia.
Semuanya kita bisa bayangkan berapa ratus ribu pabrik, berapa ratus ribu perusahaan akan dibuat di Indonesia.
Ini pekerjaan untuk saudara-saudara sekalian, untuk mahasiswa-mahasiswa, untuk anak-anak kita semua.
Kita tidak mau anak-anak kita hanya mendapat pekerjaan dengan upah rendah, kita tidak mau.
Kita ingin menjadi negara yang maju, saudara-saudara sekalian.
Ya sebentar lagi lah.
Saya kasih bonus satu menit ya Pak.
Rumah murah untuk masyarakat desa dan rakyat yang membutuhkan pemberantasan narkoba.
Melanjutkan pemberantasan ekonomi, penguatan UMKM, pembangunan IKN sebagai pemberantasan.
Pemberantasan reformasi politik, hukum dan birokrasi, menjamin pelestarian lingkungan hidup.
Pelestarian seni budaya dan peningkatan ekonomi kreatif dan prestasi olahraga.
Kita ingin ikut olimpiade, kita ingin ikut piala dunia, saudara-saudara sekalian.
Terakhir, delapan program hasil cepat membangun sekolah-sekolah unggul terintegrasi di setiap kabupaten.
Mencetak, memproduksi lumbung pangan.
Melanjutkan program Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pinter, Kartu Sembako, Kartu Pekerjaan, Program Keluarga Harapan.
Memberi makan siang dan susu gratis di sekolah, serta bantuan gizi untuk ibu-ibu hamil.
Mendirikan penglima negara, tingkatkan rasio penglima negara dari pandemi menjadi 20 persen.
Saudara-saudara sekalian, menaikkan gaji guru, aparatur sipil negara, TNI Polri, dan kepala desa dan perangkat desa.
Terima kasih.
Kopi hambalang pak? Alhamdulillah, mic bapak ada di sebelah kanan pak.
Tadi 10 menit masih kurang, berarti mungkin kita harus bikin lagi ya pak?
Mungkin UGM atau kampus lain harus mengundang lagi pak Prabowo, karena 10 menit masih kurang katanya untuk pemaparan.
Tapi yang jelas bisa kita pertajam di sini pak.
Kalau saya, bicara ini saya bisa bicara 3 jam.
Tapi saya tidak tahu, mahasiswa tahan gak duduk 3 jam ini?
Tahan, tahan.
Kalau begitu lain kali kita bikin 3 jam, tapi yang lain-lainnya juga perlu 3 jam, biar semuanya sama rata.
Terserah.
Terima kasih pak Prabowo, nanti saya yang atur.
Bapak, sebelum masuk ke dialog lebih jauh, saya ingatkan lagi teman-teman di isi selidonya,
apa topik yang ingin teman-teman bahas dengan bakal calon presiden Prabowo Subianto,
dan nanti yang urutan teratas akan saya tanyakan ke Pak Prabowo.
Tapi sebelum itu pak, saya mau tanya informasi yang rame beredar pak, hari ini.
Saya mau konfirmasi langsung ke bapak.
Pak, katanya dalam rapat kabinet, Pak Prabowo sempat emosional,
kemudian menampar dan mencekik Wakil Menteri Pertahanan Harfiq Hasnul Kolbi.
Itu informasi yang rame beredar hari ini pak.
Saya juga kaget.
Jadi saya, jelas itu tidak benar ya.
Tidak pernah ada rapat seperti itu.
Saya juga jarang berhubungan dengan Wakil Menteri Pertanian.
Mungkin saya pernah ketemu sekali sepintas.
Saya urusannya selalu, kan saya menteri.
Aku menteri, urusannya sama menteri.
Jadi pertemuan saya sama Pak Yasin Limpo, hubungan saya sangat baik.
Saya tidak mengerti ya, ini ulah-ulah macam apa ya.
Apa kira-kira tujuan, kalau Pak Prabowo menebak-nebak tujuannya
membuat rumor seperti itu Pak Prabowo emosional, menampar bahkan mencekik di rapat kabinet disebutnya?
Tapi saya dulu di fitnah lebih gawat lagi pak.
Mau kudeta lah, mau ini lah, mau itu.
Sedikit-sedikit mau berontak, gak tau muka saya, muka kudeta kali ya.
Jadi ini ya, ini koreksi kita ya.
Ini adik-adik mahasiswa, aku manggilnya adik-adik ya.
Gak enak kamu manggil, pantasnya kalian itu anak-anakku.
Tapi enggak, nanti rasanya tua banget.
Adik-adikku, adik-adik mahasiswa, nanti kalian akan ambil alih negara ini.
Ini negara masa depan kalian punya, kalau jadi pemimpin jangan seperti itu, gak usah.
Baik-baik aja, demokrasi itu harus baik-baik.
Ya ini adu gagasan, hanya jangan 10 menit, tapi oke lah.
Pak, jadi Pak Prabowo tidak akan menelusuri siapa yang menyebarkan rumor,
atau kemudian bahkan menempuh jalur hukum terkait itu, atau seperti apa pak?
Saya begini, dari dulu saya punya guru-guru yang mengatakan kepada saya,
Prabowo, kalau kau di fitnah, itu tandanya kau diperhitungkan.
Dan biasanya fitnah yang semakin kejam itu membalik kepada orang yang menyebarkan fitnah.
Jadi saya gak pernah urus, saya serahkan kepada yang di atas saja.
Mudah-mudahan yang lontarkan itu, ya sadar, gak usah lah diterus-teruskan budaya kayak gitu.
Itu memalukan, bener gak ya?
Jadi anda akan menutup buku menganggap itu sudah biarkan?
Kalau gitu saya juga move on ke pertanyaan lain pak, karena anda kayaknya cuek menanggapi fitnah itu.
Saya gak cuek, tapi masalah bangsa kita terlalu banyak, terlalu besar.
Dan yaudah, gak bener itu.
Pak Prabowo, saya ingin mulai dengan meminta klarifikasi lagi pak.
Di statement bapak, menyikapi politik uang.
Jadi anda sempat bilang, kalau ada yang mau bagi-bagi uang, terima saja.
Itu juga uang dari rakyat kok, kalau dibagi terima saja.
Tapi ikuti kata hatimu, pilih yang kau yakin akan berbuat terbaik untuk bangsa dan anak-anak.
Saya mau mengklarifikasi pak, apakah itu artinya anda mewajarkan politik uang pak Prabowo?
Oh sama sekali tidak.
Anda harus tahu maksud saya, tidak boleh ada politik uang.
Tapi kenyataannya kan, orang yang istilahnya menghalalkan segala cara, akan melakukan.
Nah ini kita harus mendidik rakyat, untuk tidak terpengaruh.
Kalau dia mau bagi-bagi uang, terima saja, tapi jangan ikuti.
Berarti akan patah sendiri, lama-lama gak mau dibagi lagi.
Itu maksud saya.
Pendidikan politik.
Tetapi apakah itu artinya pendidikan politiknya justru tidak tepat?
Karena kalau pendidikan politik, rakyat disampaikan kalau ada yang bagi uang, jangan diterima uangnya.
Oh sebaiknya jangan diterima, tapi kalau banyak rakyat kita yang sangat sulit hidupnya,
yang penting dia tidak terpengaruh.
Jangan dia terpengaruh, itu akan patah.
Maksudnya itu beri uang, kan untuk membeli, membeli dukungan, membeli kesetiaan, membeli.
Itu kan sama dengan menyogok.
Kalau dikasih uang tapi tidak mau diikuti, dia patah tujuannya.
Karena begini Pak, yang sempat ramai juga,
salah satu Ketua Umum Partai Koalisi Indonesia Maju,
itu bagi-bagi uang 50 ribu kenelayan, Pak.
Siapa yang Anda maksud?
Yang saya maksud adalah Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN, Pak.
Ya, tapi Pak Zulkifli tidak nyapres, tidak nyagup, tidak nyalek, tidak nyabut.
Dia tidak mau jadi Kepala Desa pun.
Jadi dia orang yang suka sedekah.
Pak Prabowo, tetapi...
Saya kenal Pak Zulkifli Hasan.
Pak, tapi dia...
Dia di Lampung membangun sekolah unggulan.
Sekolah unggulan yang dia bangun dengan uang dia sendiri.
Dia seorang pengusaha.
Sebelum masuk politik, dia pengusaha.
Dia berfiat kepada rakyat. Dia suka sedekah.
Dan dia, sekali lagi, tidak nyalek, tidak nyagup, tidak nyabut,
tidak menjadi wali kota, tidak mau jadi presiden.
Pak Prabowo, tapi dia Ketua Umum Partai yang mau partainya dipilih, Pak.
Menggunakan atribut atau warna yang menyerupai PAN.
Pak, sebentar. Pertanyaan saya, Pak.
Apakah itu artinya Anda mau bilang, tidak apa-apa terima uang PAN, tapi jangan coblos PAN begitu?
Karena kan tadi Anda katakan seperti itu, Pak.
Tunggu dong, kasih aku kesempatan menjawab.
Silakan, Pak.
Saya katakan, terima uangnya, ikuti hatimu.
Kalau hatimu tidak suka PAN, jangan pilih.
Jadi, tetap penuh.
Ikuti hatimu. Ikuti hati nuranimu.
Apa yang kurang jelas?
Tapi ya, apakah setidaknya Bapak sependapat bahwa politik uang,
itu salah satu yang membuat demokrasi di negeri ini tantangannya luar biasa dan biaya politiknya jadi luar biasa, Pak?
Setuju.
Setuju.
Karena itu, di mana-mana saya bicara,
mohon juga para pakar dari fakultas politik, hukum,
coba pikirkan, cari sistem yang memungkinkan sistem pemilihan pemimpin dan wakil kita tidak mahal.
Mari kita belajar.
Kalau kita belajar di negara-negara lain,
negara lain, pemerintah yang banyak ambil alih biaya untuk politik.
Kemudian sistemnya dibuat supaya tidak mahal.
Ini yang saya inginkan.
Pak Prabowo, tadi dua bakal calon pres lainnya, saya tunjukkan LHKPN mereka.
Jadi saya juga ingin tunjukkan harta kekayaan Pak Prabowo.
Kita lihat, bakal calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju,
harta Prabowo Subianto tertinggi di antara bakal pres yang lain, Pak, 2,04 triliun rupiah.
Pak Prabowo, apakah kalau disambungkan dengan perbincangan kita sebelumnya,
biaya politik yang tinggi,
apakah itu artinya bapak relatif aman karena toh duit bapak banyak padahal sudah nyapres tiga kali?
Mbak Nana, saya sudah jadi pengusaha 20 tahun lebih.
Dan kalau Anda mengerti bisnis, ada perbedaan antara aset yang dinilai.
Tanah aset dinilai, ada nilainya.
Dan cash, uang yang bisa dipakai.
Aset saya kalau dipelajari banyak aset, tapi juga yang tidak bersifat cash.
Bahkan banyak aset saya, pabrik saya yang mandek karena saya tidak dapat kredit,
karena saya tidak berkuasa 20 tahun.
Saya punya karyawan ribuan, tidak se-PHK.
Karena ini realita, saudara-saudara, ini realita.
Jadi saya tidak malu-malu, saya memang jadi pengusaha.
Karena saya waktu pensiun, pensiun saya waktu itu hanya 900 ribu rupiah.
Sekarang pensiun saya 4,8 juta rupiah.
Jadi kalau saya tidak berbisnis, saya tidak bisa hidup.
Pak Prabowo, saya tidak mempersoalkan bapak kaya, bagus jadi orang kaya menurut saya Pak Prabowo.
Tapi lebih ke konteksnya tadi pertanyaannya Pak,
apakah itu artinya tidak perlu terlalu bersusah payah mencari modal politik
karena sudah ada kekayaan, Pak Prabowo bisa makan tabungan,
atau apa strategi untuk pembiayaan politik kita yang sedemikian mahal,
seperti yang tadi Pak Prabowo sampaikan?
Saya kira bukan aman ya, dalam arti yang saya katakan tadi.
Apakah saya punya tanah yang sudah berapa puluh tahun,
tentunya nilainya tambah di atas kertas.
Kalau saya butuh uang, saya mau jual, siapa yang mau beli?
Belum tentu ada yang mau beli.
Tapi saya akui, dalam beberapa keadaan terjepit,
saya hidupnya dari jual aset.
Dan ini tidak saya anjurkan kepada semuanya,
tapi kadang-kadang saya terpaksa.
Saya jual aset, saya jual tanah untuk membiayai
kebutuhan-kebutuhan partai saya dan sebagainya.
Terima kasih.
Tapi sekarang,
boleh dong gue jawab?
Boleh, Pak.
Enak aja diintrogasi terus.
Pak Prabowo sudah mau bikin mata bowo katanya.
Sekarang, saya dengan gagah berani mengatakan
partai saya, partai saya yang banyak membiayai saya.
Kalau saya panggil anggota saya, mereka kadang-kadang bayar sendiri.
Jadi kalau partai yang semangat, partai punya idealisme,
dia akan bayar sendiri.
Itu yang saya mau ingin sampaikan.
Sekarang, self-financing sudah berjalan.
Contoh, tidak pernah saya kasih uang untuk Gerindra di provinsi,
Gerindra di kabupaten, tidak.
Mereka sendiri.
Mereka bikin kantor sendiri.
Mereka bangun kantor sendiri di mana-mana.
Kita adalah partai dari bawah.
Terima kasih, Mbak Nana.
Terima kasih, Bapak Prabowo.
Pak, saya mau tunjukkan apa hasil polling,
apa topik yang paling banyak hendak dibahas
bersama Pak Prabowo.
Nomor satu, korupsi dan penegakan hukum.
Kita mulai dari nomor satu, Pak.
Korupsi dan penegakan hukum.
Pertanyaan saya akan nyambung dengan yang tadi Bapak sampaikan.
Soal partai politik dan juga komitmen atas anti-korupsi.
Kalau bicara soal itu, Pak,
faktanya sekarang ada 67 caleg DPR dan DPD
yang merupakan mantan terpidana kasus korupsi.
Dan dua di antaranya, Pak, itu kader Anda.
Tunggu.
Tunggu.
Ada jawabannya.
Saya belum nanya, Bapak sudah siap jawab.
Tunggu.
Kenapa diloloskan, Pak,
kalau komitmen anti-korupsi,
kenapa ada dua kader koruptor, Pak?
Saya mau jawab.
Silahkan.
Dua calon itu sudah saya coret?
Anda akan mencoret.
Sebentar, saya mau pastikan dulu.
Saya mau pastikan.
Sudah saya coret.
Karena informasi ini belum dibuka ke publik.
Anda katakan malam ini di Mata Najwa,
dua caleg itu akan Anda coret?
Sudah saya coret.
Sudah dicoret.
Karena calon legislatif kita,
saya kira berapa belas ribu itu.
Berapa belas ribu calon.
Ya, kadang-kadang verifikasinya lolos begitu ya.
Tapi begitu Anda tahu, mereka mantan harus dicoret?
Coret, coret, coret.
Baik.
Baik.
Yang juga menarik,
kalau kita bicara soal korupsi, Pak Prabowo.
Ada satu hal yang saya kerap ingat Anda sampaikan.
Tidak ada toleransi untuk korupsi.
Anda menyampaikan itu.
Tidak ada toleransi dan Anda juga sempat bilang,
hukuman seberat-beratnya untuk koruptor.
Karenanya, saya ingin tahu,
apa hukuman terberat versi Prabowo Subianto untuk koruptor, Pak?
Jadi, ya jadi, menurut pendapat saya,
apa yang sudah ada sekarang,
sudah cukup menjerah.
Bayangkan, orang yang korupsi ya,
disita hampir semua kekayaannya,
dimiskinkan.
Selain hukumannya cukup panjang.
Ada yang berapa puluh tahun dan sebagainya.
Saya kira, asal kita laksanakan dengan benar,
ini cukup jerah.
Saya tahu maksud beberapa orang,
maunya kan hukuman mati seperti di Tiongkok, ya kan?
Ternyata, orang kalau menekat, ya nekat saja,
di Tiongkok sudah ada hukuman mati,
masih ada korupsi yang besar-besaran di sana.
Jadi kalau menurut saya,
cara mengatasi korupsi,
kita harus mulai dengan sistemik.
Sistemnya dibuat.
Jadi contoh, sekarang pemerintah sudah naikin gaji 8%.
Menurut saya, setelah saya hitung,
kekayaan negara kita,
dan potensinya dan sebagainya,
kita mampu menaikkan secara signifikan gaji
hampir semua pejabat yang punya wawonan menentukan.
Saya kira itu yang bisa kita lakukan.
Ada beberapa contoh di negara-negara Afrika,
pejabat-pejabat yang berhasil 5 tahun
melaksanakan tugasnya,
di ujungnya dikasih bonus yang cukup besar.
Kemudian, kalau kita lihat contoh di banyak negara,
untuk pejabat-pejabat tertentu,
disiapkan rumah sakit,
dia bisa berobat dengan baik, gratis.
Disiapkan juga rumah perumahan,
dia pensiun, dia bisa punya rumah sendiri.
Kemudian anak-anaknya bisa sekolah,
asal memenuhi persyaratan akademis.
Jadi istilahnya dibagi kompensasi
dalam bentuk pelayanan, in-kind.
Saya kira ini bisa banyak mengurangi korupsi.
Pak Prabowo,
bicara soal penegakan hukum dan aparatnya
penting juga untuk memastikan kelembagaan yang solid.
Dan tadi saya berdiskusi soal isu KPK dan kepolisian
dengan dua bakal salon presiden yang lain.
Karena saya juga ingin tahu pendapat Anda soal itu.
Mulai dengan kepolisian, Pak.
Apakah ada rencana Anda untuk mereformasi kepolisian?
Saya kira semua institusi harus kita kaji.
Yang mana kita rasakan kurang pas, ya kita perbaiki.
Itu namanya reformasi.
Reformasi hukum, reformasi institusi, dan sebagainya.
Saya kira yang paling penting adalah
pengawasan diri.
Otokritik atau otopengawasan.
Kita minta semua institusi membenahi diri.
Dan itu harus dikendalikan oleh sistem yang kuat.
Dengan sistem audit, dengan BPK yang aktif,
dengan BPKP yang aktif, dengan KPK yang aktif.
Ini membuat jerat.
Kalau kita lihat kepolisian sekarang,
kita lihat beberapa jenderal-jenderal pun dihukum.
Jenderal-jenderal yang seolah berkuasa bisa dihukum.
Ini juga terjadi di lingkungan komunitas pertahanan.
Ada beberapa jenderal yang menyeleweng di lembaga-lembaga kita.
Kita minta kejaksaan untuk usut.
Kita berikan kejaksaan dan kalau tidak salah mereka sudah dihukum.
Mereka dalam penjara sekarang.
Jadi saya termasuk yang undang BPKP, BPK, KPK, dan kejaksaan
untuk masuk ke lingkungan Kementerian Pertahanan.
Dan TNI semuanya.
Kalau bicara KPK Pak Prabowo,
apa penilaian Anda atas KPK hari-hari ini Pak?
Kalau kita lihat ya, di masyarakat,
saya kira masyarakat masih menilai KPK sangat bermanfaat.
Sangat bermanfaat Pak?
Atas dasar apa Pak penilaian itu?
Karena misalnya sebagian pihak menilai justru independensinya menjadi tercederai.
Karena beragam alasan.
Salah satunya karena posisi KPK sebagai institusi ada di bawah eksekutif.
Kemudian juga menjadi PNS.
Belum lagi kewenangan-kewenangan yang dimiliki KPK,
sekarang juga sudah tergerus lewat revisi undang-undang KPK.
Apakah penilaian itu menurut Anda akan bisa membuat Anda berpikir
untuk merevisi undang-undang KPK yang dinilai melemahkan KPK saat ini Pak?
Ya kita nanti akan kumpulkan stakeholder, pakar-pakar hukum dari berbagai sumber.
Dan kita cari yang terbaik untuk bangsa.
Kita harus cari yang terbaik untuk bangsa.
Tapi sejauh ini Anda merasa KPK masih melakukan tugasnya dengan maksimal?
Atau ada penilaian yang memang wajar kalau orang kecewa terhadap institusi ini?
Saya kira ya kita ini membangun negara pasti banyak kita kecewa,
pasti banyak yang kita tidak puas, saya kira itu wajar.
Dan memang benar bahwa harus ada pengawasan,
karena kekuasaan condong untuk membuat orang korup semakin kuat,
semakin absolut kekuasaan, semakin condong orang berbuat korupsi yang absolut juga.
Jadi harus kita awasi terus, harus kita cari upaya-upaya memperbaiki.
Tapi yang penting jangan ada kesan ini tidak baik, bubarkan, nah itu jangan.
Jadi tidak setuju dibubarkan ya Pak?
Pak Prabowo, tadi yang kedua teman-teman ingin kita berdiskusi soal kebebasan berpendapat Pak?
Atau kebebasan berekspresi?
Ini juga topik yang muncul di dua diskusi saya sebelumnya.
Dan supaya fair pertanyaan saya juga akan sama persis Pak,
yang saya tanyakan kedua bakal saluran presiden sebelumnya.
Saya ingin minta Pak Prabowo memberikan penilaian dari skala 1-10,
seberapa bebas kita bisa berpendapat hari-hari ini di negeri tercinta Pak?
Kalau saya rasanya ya kira-kira 1-10 mungkin 8 gitu.
Pendapat saya ya, yang harus kita awasi kalau tadi ya penipuan, kebohongan books,
kebohongan publik, hate speech maki-maki menimbulkan kebencian antara suku, agama, ras,
ini rawan untuk kita ya.
Tapi selebihnya saya lihat lumayan lah dibandingkan dengan beberapa negara tetangga kita ya.
Dan tentunya penilaian itu bisa berbeda tergantung dari sudut pandang yang mana.
Tapi saya ingin tanya kalau begitu spesifik soal ini Pak,
soal pasal penghinaan terhadap presiden dan kekuasaan umum yang ada di KUHP,
yang kerap jadi pasal karet yang menjerat mereka yang mengkritik presiden atau mengkritik kekuasaan umum.
Seberapa itu menurut Anda penting untuk dipertahankan?
Itu sebetulnya belum berlaku pasalnya,
tetapi banyak yang bilang itu salah satu indikator yang akan membuat orang ragu kritik kepada presiden.
Apakah ketika Anda menjabat sebagai presiden nanti Anda akan menggunakan pasal itu
kepada orang yang Anda rasa menyerang kehormatan Anda Pak Prabowo?
Kalau saya pribadi sudah sering saya di fitnah, jadi saya itu gak terlalu menanggapi, saya pribadi.
Tapi kalau kita lihat Pak Jokowi Dodo sendiri kan ada seorang intelektual yang mengatakan dia bodo, tolol,
dan sebagainya.
Kan Pak Jokowi biasa-biasa aja, gak menanggapi juga.
Gak ada beliau ngadu-ngadu ke hukum dan sebagainya.
Jadi ini saya kira lumayan lah kita, Indonesia lumayan.
Banyak negara tetangga kita menilai kebebasan kita sangat luar biasa.
Di negara sebelah Anda harus tahu ya, di Singapura rupanya itu semua stesen televisi,
semua televisi itu milik pemerintah, semua koran milik pemerintah.
Jadi kalau gak salah di Malaysia juga hampir semua koran besar dimiliki pemerintah dan sebagainya.
Jadi agak lumayan lah kita Pak Nana, lumayan.
Nanti bersama-sama kita bikin yang lebih baik lagi.
Pak satu lagi sebelum saya lempar ke audiens, karena saya ingin minta sikap Bapak soal revisi undang-undang ITE.
Yang saat ini sedang dibahas di DPR dan memakan banyak korban karena ada banyak pasal karet di sana.
Apa pendapat Anda soal undang-undang ITE itu Pak?
Saya mau jujur ya, saya nanti akan pelajari lebih dalam.
Terus tergaja saya tidak mengikuti semua rancangan undang-undang.
Itu juga di luar bidang saya sebetulnya.
Saya kan Menteri Pertahanan sekarang.
Tapi pada prinsip.
Saya mengikuti.
Tapi intinya, saya kira intinya yang kita khawatir adalah bahwa nanti platform-platform itu dipakai untuk mengujar kebencian.
Untuk manas-manasin kebencian dan sering dengan kebohongan, sering dengan hoaks dan sebagainya.
Ini rawan.
Ini menurut saya itu harus diperhatikan.
Yang juga rawan adalah ketika itu justru dipakai untuk kriminalisasi.
Ketika itu justru dipakai untuk melaporkan ke polisi tindakan-tindakan yang sebetulnya sah dilakukan.
Jadi ada dua sisi mata uang untuk melihat itu Pak Prabowo.
Itu tidak hanya di negara kita Mbak Nana, di seluruh dunia seperti itu.
Di seluruh dunia seperti itu.
Jadi yang penting kebebasan pendapat sangat penting untuk check and balance, untuk mengawasi.
Untuk mengawasi pejabat, untuk mengawasi penguasa.
Baik, Pak Prabowo saya akan kasih kesempatan ke aktivitas akademika di UGM untuk bertanya langsung.
Yang pertama adalah Dr. Kuskrido Ambardi atau Mas Dodi Ambardi, dosen Departemen Sosiologi Visipol UGM.
Mas Dodi ada dimana?
Silahkan Mas Dodi, waktu untuk Anda bertanya ke Pak Prabowo.
Oke terima kasih.
Selamat datang Pak Prabowo di UGM dan semoga sehat selalu.
Saya mengikuti dari judul yang Anda sampaikan tadi tentang transformasi bangsa menuju Indonesia emas tahun 2045.
Kemudian saya mengikuti dari poin yang pertama sampai 17 yang ada di slide.
Di sana saya melihat bahwa penekanannya itu pada pembangunan ekonomi, kemajuan ekonomi, dan seterusnya.
Sehingga kemudian saya menjadi bertanya-tanya, transformasi bangsanya di sana, bangsanya dimana ya?
Karena saya merasa selama dua pemilu terakhir itu bangsa ini agak sedikit terkotak-kotak, kemudian ada polarisasi.
Sehingga kemudian ketika seandainya tadi segala kejahteraan itu mau dicapai, pendistribusian antara kelompok itu bisa berproblem.
Nah itu biasanya, pengkotak-kotakan itu, itu menimbulkan ketegangan sosial dan kemudian kadang-kadang pecah menjadi konflik.
Dan itu siklusnya selalu muncul di setiap pemilu presiden.
Pertanyaan saya sekarang, kira-kira Pak Prabowo, bangsanya ini yang terkotak-kotak dan kemudian terpecah-pecah,
itu agenda Pak Prabowo untuk menyelesaikan seperti apa?
Dan saya berharap yang agak konkret Pak Prabowo.
Terima kasih.
Terima kasih Mas Dodi.
Baik, karena Bapak berdiri, saya juga berdiriin jawabnya.
Jadi, kalau menurut pendapat saya dan pakar-pakar yang saya himpun,
kunci daripada kesulitan bangsa adalah bahwa banyak di rakyat kita yang mengalami kemiskinan.
Yang sulit mendapat pekerjaan,
kalau dapat pekerjaan penghasilannya tidak cukup.
Banyak anak-anak kita yang kurang gizi.
Saya baru dari Moa di Maluku, saya disambut anak-anak SD.
Saya tanya, umur kamu berapa?
Saya mengira umurnya 4 tahun.
Badannya begitu kecil, dia menjawab saya umurnya 9 tahun.
Di sebelahnya saya tanya, kamu umurnya berapa?
Saya kira dia umur 5 tahun, dia jawab 10 tahun.
Jadi, ini tidak bisa.
Kita harus transformasi, kita harus hilangkan kurang gizi,
kita harus kurang, kita harus hilangkan kemiskinan,
kita harus mencapai negara yang kita inginkan,
hilangkan korupsi dengan bagaimana?
Dengan perbaikan gaji, perbaikan investasi dan sebagainya.
Ini nanti menuju kepada apa yang bapak cita-citakan.
Kita tidak ingin ada permusuhan, kita tidak ingin ada pengkota-kotaan,
tapi kalau orang susah, kalau orang miskin,
kalau orang tidak ada harapan, kalau orang tidak ada pekerjaan,
dia mudah dikota-kotakan, dia mudah dibikin panas,
dia mudah dibikin saling membenci.
Kita hilangkan akar persoalannya,
akar persoalannya kita harus hilangkan kemiskinan dari Republik Indonesia, itu jawaban saya.
Bukan masalah ekonomi atau masalah apa, ini adalah masalah kebangsaan.
Jadi tidak bisa anak-anak kita seperti ini,
dia akan kalah bersaing,
dia tidak bisa jadi apa-apa,
kalau kita tidak segera intervensi.
Ini menurut saya, ini keyakinan saya,
dan saya percaya dengan semua yang kita lakukan,
kita intervensi, kita nanti akan menuju masyarakat yang lebih tenang,
lebih dewasa, juga kita harus perbaiki pendidikan kita.
Dengan pendidikan, dengan sekolah-sekolah yang bagus,
guru-guru yang bagus,
kita nanti mendidik generasi muda yang tidak mau dikota-kotakan.
Itu jawaban saya. Terima kasih.
Terima kasih Pak Prabowo.
Saya akan langsung persilahkan ke Profesor Insinyur Siti Malkamah,
MSEI, PhD, IPU, Engineer, Akademisi UGM dari Sekolah Pasca Sarjana.
Tadi Bapak menyampaikan program Prioritas 17,
ada suasembada banyak hal ya Pak.
Ada pangan, ada air, energi, kemudian hilirisasi.
Nah untuk mencapai itu,
tentu saja kita sangat membutuhkan research and development yang sangat kuat dan berkelanjutan.
Kalau kita lihat di banyak negara yang maju,
yang kemudian bisa melakukan berbagai suasembada dan sebagainya,
itu kan dana researchnya itu sangat besar.
Kemudian kerjasama antara institusi penelitian, perguruan tinggi,
kemudian juga industri swasta, BUMN, UKM dan sebagainya, itu kan sangat baik.
Nah apa komitmen Bapak untuk bisa mewujudkan hal itu?
Karena untuk mewujudkan itu kan memang butuh political will.
Dan itu kan tidak mudah.
Sehingga semuanya itu yang kita butuhkan,
kita tahu apa yang kita butuhkan, bisa kita buat, sehingga kita tidak perlu membeli.
Sebetulnya kita bisa.
Karena seperti di UGM ini ada 20 fakultas dan sekolah,
banyak sekali ilmuwan yang sangat berpotensi,
tetapi penelitiannya itu mandat, tidak sampai kehilir.
Karena ada masalah pendanaan,
kemudian juga kalau hasil penelitiannya itu sudah ada,
itu sulit sampai kehilir, sampai ke produk.
Saya kira itu, mohon bisa konkret Pak,
komitmen Bapak dan apa yang akan Bapak lakukan.
Terima kasih.
Terima kasih Prof. Siti, silahkan Pak.
Terima kasih Profesor.
Benar, lead bank kita harus kita lipat gandakan, sangat benar.
Tapi ujungnya Ibu sendiri sudah mengatakan, kita butuh pendanaan.
Berarti ujungnya ya uang.
Jadi makanya saya sebut transformasi bangsa.
Kita perlu menghimpun kekuatan ekonomi kita,
uang harus dikumpulkan, sistem harus diperbaiki,
supaya ada uang untuk investasi di lead bank,
di sekolah, di universitas, dan sebagainya.
Jadi ujung-ujungnya uang alat untuk kita kejar ketertinggalan.
Sebagai contoh, sekarang penerimaan kita,
penerimaan pemerintah sebagai rasio,
sebagai presentase dari GDP kita.
Hasil kita sebagai bangsa adalah tahun ini 1,4 triliun.
Penerimaan pemerintah, pajak dengan non-pajak,
sekarang berada di sekitar 12 persen.
12 sampai 14 persen.
Kalau ada slide ditayangkan.
Kalau Vietnam, Vietnam itu 23 persen.
Thailand itu 18 persen.
Artinya kalau yang sekarang 14 persen,
kita sama dengan Vietnam,
berarti dari katakanlah 14 sampai 23,
nanti penerimaan kita bisa naik 9 persen.
Katakanlah kita tidak mau terlalu optimistis,
kita konservatif saja.
Kalau naik sampai 20 persen,
berarti dari 14 ke 20 adalah 6 persen.
Kita hitung, 6 persen dari 1,4 triliun.
10 persen adalah 140 miliar dolar tambahan.
5 persen adalah 70 miliar dolar.
Berarti kalau kita naik 6 persen,
mungkin kita sekarang bisa berada di 80 miliar dolar tambahan.
80 miliar dolar tambahan.
Belum lagi kita bisa dari beberapa efisiensi dan beberapa prioritas.
Sekarang hutang Indonesia dibandingkan rasio terhadap domestic brutto kita, PDB kita,
sekarang adalah sekitar 39 persen.
Salah satu terrendah di dunia.
India kalau tidak salah 60 persen.
Kita ini 40 persen.
Artinya banyak sekali yang kita bisa dapat,
inilah dengan uang yang lebih kita akan investasi yang lebih baik di bidang research and development.
Tapi saya setuju research and development kunci bagi kita untuk take off.
Contoh, saya sekarang ikut ada universitas pertahanan di bawah saya sebagai menteri pertahanan.
Kita punya fakultas teknik.
Kita punya ahli-ahli yang bisa menemukan air.
Dengan teknologi geo listrik, kita bisa ketemu air dengan akurasi yang sangat tinggi.
Yang penyimpangannya hanya 5 meter.
Ini kita sudah berhasil menemukan air di tempat-tempat yang susah.
Di pulau Moa, di Lombok, di Sumbawa, di gunung Kidul.
Di tempat yang gak bisa dapet air, kita bisa ketemu air.
Kita ketemu air.
Tim kita ini hasil lidbang.
Hasil lidbang.
Dan sekarang di Unhan, kita sedang uji coba teknologi-teknologi air dari udara.
Juga mencari sungai-sungai di bawah tanah yang keluar di laut.
Dan desalinasi, kita sudah bisa bikin desalinasi sendiri di Indonesia.
Anak-anak kita sudah bisa.
Memang masih mahal.
Masih mahal.
Tidak terlalu ekonomis.
Jadi ini yang saya maksud.
Bahwa research and development benar ada.
Saya yakin di universitas-universitas itu ada.
Saya ke Universitas Ahmad Dahlan.
Ada profesor di situ yang bisa mengembangkan teknologi pertahanan yang luar biasa.
Dia bisa bikin peluru kendali anti udara yang luar biasa.
Di banyak-banyak fakultas ada seperti itu.
Saya setuju.
Memang harus dibantu.
Anggaran lidbang harus ditingkatkan.
Caranya bagaimana?
Transformasi bangsa, ekonomi.
Kita harus benar-benar lanjutkan apa yang sudah dirintis oleh pemerintah-pemerintah pendahulu kita.
Terima kasih.
Terima kasih Pak Prabowo.
Saya akan langsung kasih kesempatan ke mahasiswa perwakilan BEM,
Gibran Muhammad Nur, yang juga mahasiswa fakultas peternakan UGM.
Dari mahasiswa perwakilan BEM, silakan Gibran ada dimana?
Silakan.
Selamat malam.
Kita dengarkan teman-teman.
Kita dengarkan.
Selamat malam, Lieutenant General Prabowo Subyanto.
Di sebelah situ Pak Prabowo.
Boleh dada-dada, Gibran?
Namanya Gibran, Pak.
Tapi bukan Gibran Raka Buming Raka, Pak.
Ini Gibran Muhammad Nur.
Terima kasih Pak Prabowo sudah berkenan hadir di tengah-tengah kita.
Tentu Pak Prabowo sangat identik dan sangat dikenal oleh teman-teman mahasiswa, terutama aktivis.
Seperti Neza Patria, Budiman Sujetmiko, atau bahkan Ari Sujito.
Saya hanya ingin menanyakan dua hal, Pak Prabowo.
Yang pertama, saya penasaran dengan roadmap pendidikan seperti apa.
Yang hendak Pak Prabowo berikan ketika Pak Prabowo berkuasa.
Sangat memprihatinkan Pak Prabowo soal pendidikan saat ini.
Mulai dari PTNBH, alokasi pendidikan yang 20% yang ternyata hanya 2,6% dana yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan.
Pak Prabowo, omong kosong Indonesia emas jika akses terhadap pendidikan terbatas.
Omong kosong Indonesia jaya jika akses untuk pendidikan hanya untuk orang-orang kaya.
Pertanyaan kedua Pak Prabowo, kondisi kebebasan berpendapat seperti apa?
Yang ingin Pak Prabowo bentuk ketika Pak Prabowo menjadi presiden.
Kondisi sekarang seperti Dagoelos, diskusi yang diberantas, sangat memprihatinkan Pak Prabowo.
Kita enggak ingin ketika kita berdiskusi, dikriminalisasi, dipenjara, atau bahkan diculik.
Terakhir Pak Prabowo, ketika ada tamu dari Jogja, mayoritas tentu akan membawa oleh-oleh Pak Prabowo.
Dan kami juga ingin memberikan oleh-oleh untuk Pak Prabowo.
Ini kami membuat sebuah kajian yang kami tujukan langsung kepada Mas Ganjar, Mas Anies, dan Pak Prabowo Subianto.
Satu hal Pak Prabowo yang ingin kami tanamkan, kita ingin para baca pres masuk ke dalam kampus dengan gagasan,
dan pulang dari kampus dengan membuat tuntutan dan kajian.
Sekian, terima kasih.
Pak Prabowo, apakah Bapak bersedia menerima kajian yang diberikan oleh mahasiswa?
Gibran, itu kajiannya betul, itu data dokumen kajian kan?
Iya Mbak.
Anda mau kasih langsung ke Pak Prabowo?
Boleh.
Boleh ya Pak, silahkan wajuh Gibran, langsung dikasih kajiannya.
Boleh lewat sini, jadi ini kajian yang dilakukan oleh teman-teman BEM atau teman-teman dari mana?
Oke, dari BEM, silahkan bisa langsung dikasih.
Terima kasih.
Ada tiga pertanyaan tadi Pak Prabowo, roadmap pendidikan yang pertama.
Iya, jadi kalau pendidikan saya sangat sependapat, pendidikan adalah kunci dari pembangunan bangsa, pendidikan adalah sangat kunci.
Karena itu, kalau Anda perhatikan tadi 17 prioritas, mungkin bisa ditayangkan kembali,
disitu yang pertama adalah saya sependapat, pendidikan tidak boleh hanya orang kaya yang punya akses, saya sangat sependapat.
Dan karena itu, saya dari dulu puluhan tahun, saya menghanut filosofi ekonomi Pancasila, bukan ekonomi neolib, bukan ekonomi kapitalisme neoliberal.
Anda cek semua tulisan saya, semua pidatu saya 30 tahun, 25 tahun, 30 tahun, mungkin sebelum Anda lahir.
Di mana justru ekonomi Pancasila adalah ekonomi, filosofi ekonomi yang dikembangkan di Universitas Gajah Mada.
Tokoh-tokohnya dulu adalah Profesor Mubiarto, kemudian kalau dari UI Profesor Sri Adi Swasono,
juga disini mungkin masih ada Profesor Refrison, kemudian Ibu Henry, Ibu Henry Saparini.
Jadi kita ini berbeda, dengan paham ekonomi neoliberal, universitas-universitas negeri dibuat lebih sulit akses untuk orang miskin.
Di Universitas Pertahanan, begitu saya masuk, saya bikin empat fakultas baru S1, dan kita buka pendaftaran hanya dengan persyaratan akademis.
Tidak ada rekomendasi-rekomendasi, tidak ada anaknya siapa, bayar berapa, Anda boleh cek di Universitas Pertahanan,
tidak ada uang pangkal, tidak ada apa-apa. Ini yang kita terapkan, saya sangat setuju.
Dan itu komitmen saya, saya akan berjuang sekeras tenaga untuk semua universitas negeri dan sekolah negeri tidak boleh dipungut bayaran oleh siswa-siswanya.
Itu masalahnya adalah masalah keyakinan ideologi.
Saya percaya dengan undang-undang dasar 1945, dimana di situ pasal ekonomi yang menurut saya kunci daripada transformasi bangsa itu adalah pasal 33.
Dimana pasal 33 itu jelas perekonomian kita disusun atas dasar azaz kekeluargaan.
Kemudian juga dalam ayat duanya cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Yang terakhir, bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemampuan rakyat, termasuk pendidikan.
Jadi, dan kalau anda lihat 17 program saya coba dilihat, salah satu yang terpenting kalau dilihat dari segi pendidikan,
roadmap yang anda cari sangat jelas disitu makan siang untuk semua anak Indonesia.
Di sekolah, di pesantren, di sekolah swasta dan negeri, di usia dini, karena dengan gizi yang baik dia bisa menempuh pendidikan yang baik,
dia bisa belajar dengan baik, dia tidak membebani orang tuanya, orang tuanya tenang, dia akan diberi makan dengan gizi, kita akan hilangkan stunting, kita akan hilangkan kurang gizi.
Itu pendidikan, roadmap saya pendidikan.
Kemudian anda lihat saya juga tadi 17 program prioritas, disitu menaikkan gaji guru, itu roadmap kualitas pendidikan diperbaiki, kemudian kita bisa memberi kualitas hidup yang baik.
Kemudian disitu juga masalah pendidikan, saya ingin bentuk sekolah unggul terintegrasi di setiap kabupaten.
Sekarang ada sekolah-sekolah unggul hanya di beberapa provinsi, kita turunkan ke kabupaten, kita sudah hitung ini pendidikan benar, pendidikan adalah kunci lompatan kita untuk menjadi negara maju.
Saya kira itu dari saya di bidang roadmap pendidikan.
Yang selanjutnya beliau tanya soal jaminan kebebasan berpendapat jika nanti Bapak menjadi presiden.
Saya kira saya sudah jawab tadi ya, Mbak Nana sudah saya jawab banyak soal kebebasan berpendapat.
Kebebasan berpendapat itu hak azasi yang paling penting, tapi tidak boleh dipakai untuk mengujar kebencian dan perpecahan, tidak boleh.
Tidak boleh menghina agama lain, suku lain, ras lain.
Kebebasan berpendapat harus ada tanggung jawabnya, kita harus hidup rukun.
Kunci keberhasilan kita adalah Indonesia terutama para pemimpinnya harus hidup rukun, harus bisa kerjasama.
Tidak ada dalam sejarah manusia Anda periksa, tidak ada kemakmuran tanpa perdamaian.
Tidak ada kemakmuran tanpa kerjasama elit, kerjasama pemimpin.
Saya kira itu jawaban saya, dan yang ketiga.
Yang ketiga tadi menyerahkan kajian yang sudah kemudian diterima oleh Bapak Prabowo.
Yang ketiga terima kasih, saya terima, akan saya pelajari, dan kita akan bersama-sama.
Ini masa depan Anda, kita akan berbuat untuk Anda.
Terima kasih.
Yang mahasiswi.
Yang paling belakang, baju hitam, berkacamata, yang lagi dada-dada.
Dan masih ada waktu nanti untuk satu lagi penanya mudah-mudahan.
Mike-nya tolong dikasih di sebelah sana.
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Waalaikumsalam.
Singkat saja, Mbak Nana, terima kasih sekali atas kesempatannya, selamat malam juga untuk Bapak Prabowo.
Karena ini singkat, saya mau izin pantun juga tapi terakhir, karena ini singkat.
Namanya siapa adek?
Nama saya Salsa.
Salsa dari?
Salsa dari Museum Serat Holistik Kehidupan Susilawati Susmono.
Jadi saya dari perwakilan museum.
Perwakilan museum?
Iya Pak.
Oke, singkat saja ini.
Pak Prabowo, sudah sejauh mana pembuktian Bapak pribadi soal Pancasila sebagai dasar negara, terutama sila pertama, ketuhanan yang Maha Esa?
Karena Pak Prabowo, tanpa membuktikan sila pertama, yaitu Habluminallah,
tidak mungkin Pak, tidak mungkin sila kedua hingga sila kelima, yaitu Habluminanas, dapat terwujud.
Baik.
Apalagi sekarang, lagi rame.
Mendirikan rumah ibadah buat agama-agama minoritas itu kian sulit dan kaitan politik dengan agama selalu rijuh, Pak.
Baik.
Itu saja dari saya, terima kasih banyak Pak.
Terima kasih.
Hari Rabu, Hari Raya Rindu.
Hari Selasa, hari kita semua mendengar janji yang perlu jadi nyata.
Terima kasih Ratna.
Terima kasih Mbak Nana, Pak Prabowo.
Terima kasih.
Pak Prabowo, silakan dijawab tadi.
Bagaimana perwujudan sila pertama Pancasila?
Yang akan bisa, silakan Pak.
Saya kira ini sesuatu yang mendasar, jadi memang benar.
Kalau Anda lihat ya tadi, bahkan program ekonomi pun saya dasarkan kepada Pancasila.
Kalau Anda lihat prinsip pertama, di prinsip ekonomi saja, kita taruh di situ bahwa ekonomi Pancasila yang pertama harus ekonomi yang religius.
Jadi kemudian kalau kita lihat di berbagai kehidupan, bahkan di tentara, kalau kita lihat azaz kepemimpinan, di tentara azaz yang pertama adalah taqwa.
Jadi saya kira ini benar, kita harus jujur tinggi kebebasan beragama, menghormati ibadah, menghormati semua hak warga negara untuk menjalankan agama dengan sebaik-baiknya.
Saya kira itu jawaban saya.
Terima kasih.
Pak Prabowo, saya ingin follow up sedikit dari yang tadi dikatakan, soal bagaimana memastikan undang-undangnya sudah ada, hak beragama sudah ada, peraturan mentrinya sudah ada,
tapi dalam prakteknya kerap kali sulit untuk mendirikan rumah ibadah di negeri ini Pak Prabowo.
Dalam prakteknya harus ada sejumlah tanda tangan yang dikumpulkan dan kemudian terkadang nyangkut di aparat pemerintah desanya,
atau aparat pemerintah level tertentu, jadi undang-undangnya sudah ada, hak fundamentanya sudah ada, prakteknya masih sulit Pak.
Ini saya kira PR kita bersama, tadi saya katakan setiap situasi, kondisi, dan persoalan yang kita rasakan sekarang belum bagus, kita harus perbaiki.
Untuk itu marilah kita lakukan tahap demi tahap, kita kumpulkan para tokoh, kita kumpulkan para pakar, kita kumpulkan stakeholders,
dan kita cari jalan yang terbaik, jalan keluar yang terbaik, dan salah satunya adalah terutama melalui pendidikan, melalui proses dan pelaksanaan pendidikan.
Kita harus mengajarkan kehidupan beragama yang baik dari sejak dini, saya kira itu jawaban saya.
Baik, Pak Prabowo ada satu pertanyaan dari netizen Pak yang muncul lewat live streaming.
Pertanyaannya seperti ini dari Edgar Elezar, Gen Z dan anak muda sekarang rentan terkena depresi dan mental health.
Apa pandangan Pak Prabowo soal itu, soal tantangan anak muda sekarang yang rentan depresi?
Dan apa yang bisa dilakukan seorang presiden nantinya soal isu mental health dan depresi yang rentan dialami oleh anak muda?
Kembali, saya selalu kembali keyakinan saya akar masalah adalah pendidikan.
Dari usia dini dan seterusnya, iklimnya, kualitasnya, guru-gurunya, terutama gizinya.
Gizinya bagus, anak-anak kuat, tahan fisik, tahan mental, insya Allah depresi akan berkurang, kalau bisa depresi hilang.
Baik.
Saudara-saudara, adik-adikku, masa depan anda percayalah gemilang, gemilang, luar biasa kekayaan kita.
Anda harus gembira, tak usah depresi, gembira, gembira menyongsong masa depan.
Pak Prabowo, ini sudah di ujung dialog kita malam ini pak.
Kalau bisa saya seumur kalian, saya lebih gembira lagi.
Apa yang bapak ingat waktu lagi umur-umur segini pak?
Semangat.
Gembira terus waktu itu bapak, gembira terus.
Semangat.
Karena ini nyambung dengan pertanyaan penutup pak, jadi saya ingin minta bapak Prabowo untuk refleksi.
Refleksi atas perjalanan hidup selama ini, dan apa bayangan yang akan bisa dijadikan pegangan pak Prabowo.
Ketika akan, ini cerminnya pak, ini cermin.
Jadi kalau refleksi itu kami ibaratkan cermin, yang saya minta pak Prabowo.
Pak, belum selesai bapak.
Saya mau minta bapak berkaca lagi.
Bapak berdiri di sini, kapan lagi ngerjain manhunt kan.
Bapak saya ingin anda berefleksi pak Prabowo, atas segala hal yang sudah bapak lalui selama ini.
Bapak jangan kemana-mana, bapak refleksinya di depan kaca pak.
Udah cukup.
Jadi maksudnya bapak disini sambil berkaca, berbicara pada diri sendiri, refleksi.
Udah, udah gue berkaca.
Refleksi kan?
Refleksi bapak.
Jadi begini ya, adik-adikku.
Pak, sambil lihat.
Saya mau cerita.
Saya mau cerita, saya sudah berkaca.
Saya ingat, adik-adik saya mau cerita ya.
Saya lahir tahun 1951.
Kita baru satu tahun merdeka.
Ya, maaf.
Proklamasi tahun 1945, tapi penyerahan kedaulatan baru tahun 1950.
1949.
Karena kita harus perang.
Penjajah gak mau pergi, kita harus perang.
Saya mau cerita begini.
Saya mau cerita begini.
Waktu itu, saya mau cerita.
Begitu saya sekitar umur 22, 23, 24.
Saya perwira di tentara.
Saya bawa anak buah saya berenang di kolam renang Manggerai.
Waktu itu masih ada kolam renang di Manggerai.
Dan waktu saya berenang, saya lihat ada dinding.
Dinding dari marmer, tapi tertutup oleh lumut.
Saya suruh bersihkan lumut.
Dan saya baca, di situ ada tulisan.
Honden and Inlander Verboden.
Artinya, anjing dan peribumi dilarang masuk kolam renang.
Itu tahun 1975 saya baca.
Jadi, adik-adik sekalian.
Dulu, kita dijajah, kita dibantai, kita diperbudak, kita dimiskinkan, dan kita dianggap lebih rendah dari anjing.
Anda minta saya refleksi.
Saya pernah hidup di tengah orang Eropa.
Saya ingat, saya waktu itu satu-satunya murid yang bukan kulit putih.
Tiap hari saya diejek oleh guru saya.
Tiap hari dibilang, bangsa monyet ini itu.
Prabowo, your people live on trees.
Saya alami.
Saya sekolah di beberapa negara, selalu mereka bilang begitu.
Rakyatmu tinggal di pohon, kamu.
Saya mengalami.
Jadi, kalau Anda minta saya refleksi, saya ingin melihat sebelum saya meninggal, Indonesia menjadi negara bermartabat, negara terhormat.
Saya ingin lihat tidak ada kemiskinan di Republik Indonesia.
Saya ingin lihat anak-anak Indonesia kuat, gembira, senyum, orang tuanya gembira.
Itu, anak-anak itu yang mendorong saya.
Kalau Anda minta refleksi saya, saya tidak mau bangsa saya dihina terus.
Saya ingin bangsa saya terhormat berdiri di atas kaki sendiri.
Saya ingin melihat adik-adik saya ini semua, nanti kau pakai mobil, mobil buatan Indonesia.
Kau naik motor, motor buatan Indonesia.
Kau pakai jam, jam buatan Indonesia.
Kau pakai sabun, sabun buatan Indonesia.
Kau pakai parfum, parfum buatan Indonesia.
Kau pakai sepatu, sepatu buatan Indonesia.
Itu, anak-anak itu yang saya cita-citakan.
Terima kasih, selesai.
Terima kasih banyak sudah hadir malam ini di UGM.
Terima kasih sudah hadir di Mata Najwa.
Sekali lagi dong untuk Bapak Prabowo Subianto.