๐ŸŽ‰ Dapatkan Transkrip Cepat dan Murah Hanya Rp10rb/rekaman ๐ŸŽ‰

Ganjar-Mahfud Kampanye _Dari Sabang Sampai Merauke.mp3

Transkrip.id51 Menit

Transkrip berikut dihasilkan secara otomatis dari aplikasi Transkrip.id. Ubah audio/video menjadi teks secara otomatis hanya Rp10rb dengan durasi tak terbatas. Coba Sekarang!

00:00:0000:04:44

Yang satu di ujung timur dimana matahari terbit, dan satu di ujung barat. Karena kami ingin persatuan Indonesia seperti sila ketiga. Bapak-Ibu yang sangat saya hormati, Merauke dan Sabang kami pilih. Saya ke Merauke, Pak Mahfud ke Sabang, dan saya ditemani oleh banyak tokoh hari ini hadir. Dan kita siarkan ke seluruh Indonesia agar dua titik ini juga menjadi satu awal harapan yang kita berikan. Dan untuk para suku masyarakat yang hari ini hadir, saya menyampaikan terima kasih. Kenapa kami memilih desa? Karena sejatinya disinilah masyarakat kita banyak berkumpul. Disinilah tadi kepala suku menyampaikan kepada saya, selamat datang, jalannya bagus sekali. Sebuah pernyataan yang sangat sopan, sangat bagus, dan tidak perlu kami jawab, tapi kami melewati jalan itu, dan kami merasakan itu. Terima kasih sudah mengingatkan kepada kami-kami bahwa kami, pemerintah, berhutang kepada rakyat untuk menyelesaikan itu. Desa merupakan sebuah kekuatan besar. Di sana ada sumber daya yang hebat sekali. Makan akan ada di sana. Laut ada di sana juga. SDM ada di sana. Namun sisi lain, prioritas dan perhatian pun juga mesti kita siapkan yang ada di sana. Maka kalau hari ini ada pacem-macem, kakak-kakak bisa bertemu. Minggu lalu kami berkeliling ke banyak tempat di Papua, dan hari ini kami tiba di Papua Selatan. Kami masih ingat betul sejak saya masih di DPRRI, Papua itu didesain menjadi lima provinsi, dan hari ini sudah menjadi enam provinsi. Dari enam provinsi inilah sebuah harapan baru diberikan agar kemudian pengurus otonomi daerahnya lebih cepat, lebih sakset, dan lebih maju. Ini yang kita harapkan. Dan dari daerah negeri matahari terbit inilah ada sebuah harapan besar di mana desa, remote area perlu mendapatkan prioritas untuk dibangun. Perlu mendapatkan prioritas. Saya sedih, terharu, tapi di sisi yang lain sekaligus bahagia. Video tadi menunjukkan kepada kita semua, Mas Gatimu, bagaimana perjuangan masyarakat di daerah-daerah ujung-ujung Indonesia harus survive, harus bertahan. Mereka mungkin bisa melaksanakan itu sendiri, dengan segala cara. Tapi itu menjadi terasa tidak adil ketika ada negara, ada pemerintah yang mustinya hadir di situ. Inilah perjuangan luar biasa dari seorang pendeta tadi, gelarnya SPD, beliau mencari ubat-ubatan, dan beliau bekerja untuk menolong rakyat. Pesan kuat kepada kami adalah, betapa akses kesehatan menjadi begitu penting. Yang kita bayangkan, satu kampung, satu desa, setidaknya ada satu puskesmas pembantu, fasilitas kesehatan,

00:04:4400:04:47

dengan satu nakas syukur-syukur, satu dokter.

00:04:4700:05:40

Maka itu akan mampu menyelesaikan. Apakah cukup tidak sistem transportasi dan konektivitasnya yang bisa membuat kemudahan mereka berubat? Kenapa ini penting? Karena inilah awal dari investasi besar agar masyarakat Indonesia menjadi sehat. Ya, saya tadi mendengarkan baik-baik apa yang terjadi ketika itu berjalan di satu daerah remote area dan itu terjadi pada seorang ibu-ibu yang sedang hamil. Bagaimana nasib ibu itu, bagaimana nasib bayinya yang kemudian akan menjadi generasi penurus Indonesia. Kalau itu terbereskan semua, Bapak-Ibu, maka berikutnya adalah menyiapkan akses pendidikan.

00:05:4000:05:50

...untuk bisa mengembangkan daerahnya karena dibekali dengan ilmu pengetahuan yang cukup. Dan kita harapkan mereka akan kembali kepada daerahnya dan membangun daerahnya.

00:05:5000:07:33

Sebuah harapan besar, mimpi besar dari anak-anak bangsa dari waktu ke waktu, dari zaman ke zaman. Pemilu kali ini mengingatkan kita, mencolok kita semuanya agar ada daerah yang perlu mendapatkan perhatian kita bersama. Maka dari Merauke ini, kami hadir untuk lebih banyak bisa merasakan apa yang menjadi penyutnadi harapan dari Bapak-Ibu sekalian. Harapan dari Pacek, harapan dari Macek, harapan dari kakak-kakak. Agar kemudian apa yang disampaikan, diperlihatkan, divideokan tadi, betul-betul akan menjadi pluralitas untuk kita kerjakan. Dan tentu saja, Pak Mahfud ada di Sabang, kita akan mendengarkan apa yang akan disampaikan dari sana. Dan inilah, awal kita akan bergerak bersama, awal kita akan bekerja bersama, awal kita akan memenangkan nanti. Dan itu karena kita selalu bersama rakyat. Bapak-Ibu terima kasih. Salam hangat saya untuk seluruh keluarga. Dan inilah, bumi yang saya injak pertama kali untuk kami bergerak. Dan inilah kami bergerak sampai nanti pada kemuliaan. Ini kami pilih, bukan karena hasil tujuh. Ini kami pilih, karena kecintaan kami pada tanah ini. Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

00:07:3300:08:25

Ganjar Mahfud! Mohon kiranya, tetap di atas panggung sejenak, Mas Ganjar. Kali ini kita akan melakukan penyerahan secara simbolis. Peluncuran program kerja, tadi Mas Ganjar menyaksikan tayangan video tersebut. Menyampaikan satu desa, satu puskesmas. Mudah-mudahan itu terrealisasi. Sekali lagi, Ganjar Mahfud! Dan kali ini kita akan mengundang Bapak Salvatore Mahuse, Ketua Adat Kambung Urun. Untuk dapat menerima penyerahan salah satu program kerja. Yang akan diberikan kepada Ketua Adat Kambung Urun, yaitu Bapak Salvatore Mahuse. Dan juga kami mengundang Bapak Kamilus Mahuse, Kepala Kampung Wendu Matara.

00:08:2500:08:36

Untuk juga dapat menerima salah satu alat kesehatan secara simbolis. Diabadikan terlebih dahulu, siap?

00:08:3600:08:45

Nah, dibuka dulu. Boleh kita berikan tepuk tangan untuk Mas Ganjar!

00:08:4500:08:47

Mantap!

00:08:4700:09:00

Begitu dibuka, terlihat ya Mas Ganjar ya. Oke, ini ada dua alat kesehatan secara simbolis. Harapannya salah satu program kerja adalah satu desa, satu puskesmas. Dapat direalisasikan oleh Ganjar Mahfud!

00:09:0000:09:11

Boleh kita berikan tepuk tangan sekali lagi! Terima kasih Bapak Salvatore Mahuse, Ketua Adat Kampung Urun.

00:09:1100:09:32

Dan berikutnya kepada Bapak Kamilus Mahuse, Kepala Kampung Wendu Matara. Sehat-sehat selalu, maju bersama dengan saudara-saudara di Tanah Papua. Terima kasih sekali lagi Mas Ganjar. Selamat sangat, terima kasih banyak. Boleh kita berikan tepuk tangan sekali lagi untuk calon presiden Republik Indonesia.

00:09:3200:09:35

Nomor 3, Ganjar Pranowo.

00:09:3500:09:57

Mas Ganjar tadi menyampaikan bahwa Pak Mahfud akan menyampaikan sesuatu juga. Jadi kali ini kita akan mendengarkan bersama untuk saudara-saudara kita yang ada di Merauke di Papua Selatan. Dan juga yang bergabung di ZUN dan juga YouTube channel Ganjar Pranowo. Kita akan langsung menuju ke Sabang. Di mana kita akan sama-sama mendengarkan visi dan misi dari Prof. Mahfud.

00:09:5700:10:22

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Iban, apa kabar? Ribung yang ditacuk ke biji. Biji tablo Baksiputra. Berderakan tabangun Aceh, Aceh Maju Indonesia Sejahtera.

00:10:2200:10:26

Mas Ganjar di Merauke.

00:10:2600:11:01

Saya sekarang ada di sebuah desa namanya Desanya Boy. Sebuah desa yang sangat indah. Saya sedang ada di tepi pantai. Disinilah nanti Indonesia akan diantarkan terbenam mataharinya. Setelah Mas Ganjar tadi menyambut terbitnya matahari dari Papua. Inilah Sabang dan Mas Ganjar ada di Merauke. Mari kita nyanyi dari Sabang sampai Merauke.

00:11:0100:11:38

Dari Sabang sampai Merauke, berjadah pulau-pulau. Tambung-bertambung menjadi satu, itulah Indonesia. Indonesia tanah airku, aku bergandi padamu. Menjunjung tanah airku, tanah airku Indonesia.

00:11:3800:20:11

Saudara-saudara subangsa dan tanah air, saya sekarang ada di Sabang. Bagian paling barat dari Nusantara. Inilah Sabang, tempat masuknya dulu. Pintu pertama masuknya orang-orang luar ke Nusantara. Yang kemudian bersambung sampai ke Merauke. Maka disebut Nusantara. Karena kepulauan-kepulauan atau wilayah negara Republik Indonesia. Yang bersambung dari Sabang sampai Merauke itu terdiri dari hubusan pulau-pulau. Disebut Nusantara. Nusantara itu artinya antara Nusa. Di mana laut menyambung pulau-pulau menghubungkan laut. Saudara sekalian, Nusantara adalah negara kita yang kalau dilihat dari barat ke timur. Jumlahnya sebanyak 17.508 pulau. Bayangkan 17.508 pulau bersambung dari Sabang sampai Merauke. Dengan jumlah penduduk sekarang ini 270 juta jiwa lebih. Oleh sebab itu kita berbahagia. Mari kita perkuat kembali pembangunan Indonesia ke masa depan. Terutama untuk mengenang bangsa Aceh, rakyat Aceh yang dulu disebut bangsa Aceh. Kemudian sekarang menjadi bagian dari bangsa Indonesia bersama suku bangsa yang lain. Untuk membangun Indonesia secara bersama-sama. Aceh selain tempat pelabuhan juga dikenal sebagai tempat kepalawanan ketika berani melawan penjajah. Melalui perang yang tidak berkesudahan sejak tahun 1873. Bahkan di Aceh pula penjajah yang dipimpin oleh Jenderal Kohler itu terbunuh. Jenderal Kohler ketika akan mencoba merebut masjid Baitul Rahman. Dan Aceh, curhat sekalian, Aceh kemudian turut membangun negara kesatuan Republik Indonesia. Sehingga ketika Indonesia merdeka ada tokoh-tokoh pendiri. Seperti Ahmad Subarjo dan Tengku Muhammad Hasan. Dari kalangan pemuda ada nama BMDA. Yang kemudian turut mengantarkan proklamasi kemerdekaan di Indonesia di Jakarta. Pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemudian ketika Indonesia baru merdeka. Dan bersatis tasih untuk mempertahankan kemerdekaannya. Rakyat Aceh menjadi donatur terbesar kepada negara Republik Indonesia. Rakyat Aceh pula yang kemudian menyumbang pesawat pertama yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Yang disebut pesawat Selawak. Pesawat Selawak itu diidentifikan atau diambil kata Selawak. Pesawat Selawak satu doa yang mengandung perjuangan yang dasar. Untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia. Saudara sekalian, tadi saya melihat switi. Seorang guru ngaji. Yang berbakti kepada rakyat. Berkhidmat kepada perkembangan Islam yang masuk pertama kali di Nusantara itu melalui Aceh. Beliau terus mengajar di masjid menjadi guru ngaji. Maka kami sudah mencantumkan program unggulan. Program unggulan untuk Aceh. Yang ditetapkan oleh pasangan Ganjar Mahmud. Yaitu program unggulan guru ngaji. Program unggulan guru ngaji itu akan menghitung secara cermat. Menyediakan secara sungguh-sungguh dana. Untuk para ustad. Karena di Aceh ini ada puluhan ribu ustad. Yang menyiapkan kabel bangsa. Untuk turut membangun bangsa dan negara Indonesia. Di bandar Aceh saja. Kami mempunyai catatan sebanyak seribu lima ratus guru ngaji. Seribu lima ratus ustad yang mengajar dengan penuh pengabdian. Dengan gaji 60% diantara ustad-ustad itu. 65% gajinya di bawah UMF. Menurut saya adalah rasional karena Aceh. Rakyat Aceh sudah memberi sumbangan besar terhadap Republik ini. Maka perhatian untuk para guru ngaji. Pendidikan yang lebih mudah dijangkau. Dengan bantuan beasiswa dan sebagainya. Akan menjadi prioritas dari pemerintah. Agar Islam yang damai. Penuh persahabatan. Lahir diwarnai oleh keanggunan Aceh. Selamat sekalian. Demikian sambutan dari saya. Mudah-mudahan Aceh tetap menjadi bagian dari Republik. Saya teringat sebuah syair dalam Bahasa Arab. Yang dulu berkembang di kalangan rakyat Aceh ketika pada awal abad 20. Aceh dikalahkan. Atau terpaksa kalah. Terhadap penjajah Belanda. Dan kerajaan Aceh Tengku Umar Tjutnyakdin. Tidak bisa lagi mampu memimpin. Sehingga di Aceh timbul gerakan-gerakan dari rakyat untuk terus melawan penjajah. Bahkan kemudian pada tahun 1930. Orang Aceh di kalangan rakyat muncul lagu-lagu nasionalisme. Yang sama isinya dengan Indonesia Raya. Tapi dilapalkan dalam Bahasa Arab. Bagaimana bunyinya? Bunyinya adalah Wahai anak-anak kurayat Aceh. Bangsa kita ini Jinsana adalah bangsa Indonesia. Bangun, bangun, bangun. Dari tidurmu. Lihat itu tanah airmu sedang memanggil untuk perjuanganmu. Kata orang Aceh di saat itu. Wahai tanah airku, engkau adalah orang tua bagiku. Orang tua yang ketiga. Sesudah ayah dan ibuku. Wahai tanah airku, engkau adalah harapan hidupku. Itulah Aceh ketika menyatakan kecintaan kepada tanah air. Yang kemudian pada tahun 1945 digabungkan dengan tanah air Indonesia. Mari sekarang kita bangun Aceh sesuai dengan jati dirinya. Yang sangat agamis. Dan agama Islam yang dikembangkan di Aceh adalah agama yang penuh kedamaian. Cinta kemanusiaan, penuh persaudaraan. Sesuai yang diajarkan oleh agama Islam. Sekian merdeka.

00:20:1100:20:19

Assalamualaikum Wr Wb.

00:20:1900:20:40

Untuk tetap bersedia berada di atas panggung. Karena akan menerima cinta ramadhan. Untuk itu kami mengundang Tengku Pak Levy dan juga Muhammad Syakir. Untuk dapat naik ke atas panggung. Untuk dapat memberikan cinta ramadhan secara simbolis. Kepada Bapak Mahmud M.D. Silahkan.

00:20:4000:20:46

Assalamualaikum Wr Wb.

00:20:4600:21:19

Tengku Pak Levy ini juga merupakan seorang guru. Dan juga Muhammad Syakir ini adalah santri. Yang berada di Sabang. Jaboy sebenarnya. Dan ini merupakan penyerahan cinta ramadhan secara simbolis. Yang diberikan oleh Pak Mahmud. Ini berupa Peci. Kain sarung. Yang langsung diberikan kepada Muhammad Syakir.

00:21:1900:21:25

Boleh tepuk tangan ya.

00:21:2500:21:53

Dan inilah penyerahan cinta ramadhan secara simbolis. Yang diberikan oleh Pak Mahmud. Dan beri tepuk tangan yang meriah untuk Pak Mahmud M.D. Dan tentu kita sudah mendengarkan Pak Mahmud M.D. Dan tentu kita akan kembali lagi berhubung dengan Pak Mahmud M.D.

00:21:5300:21:55

Islam ya.

00:21:5500:21:58

Dan tentu kita sudah mendengarkan Pak Mahmud M.D.

00:21:5800:22:01

Tadi juga saya sampaikan salah satu program kerja.

00:22:0100:22:34

Yaitu untuk masjid dan juga para guru ngaji. Selama menjabat jadi gubernur Jawa Tengah. Juga memberikan insertif untuk seluruh guru agama. Kita berikan tepuk tangan sekali lagi untuk Ganjar Mahmud. Mas Ganjar, kali ini kami mohon kesedihannya untuk ke panggung lagi.

00:22:3400:22:37

Ada kesempatan untuk warga yang hadir.

00:22:3700:22:38

Untuk menyampaikan inspirasi.

00:22:3800:22:40

Dan mohon ditanggapi.

00:22:4000:22:46

Boleh minta mikrofon untuk mas Ganjar.

00:22:4600:22:51

Siapa yang mau bertanya tunjuk tangan. Atau saya yang pilih ya.

00:22:5100:22:53

Nah ini yang di depannya yang pakai topi nih.

00:22:5300:22:55

Yang pakai topi.

00:22:5500:22:57

Siapa namanya boleh berdiri.

00:22:5700:22:59

Dibantu mikrofonnya.

00:22:5900:23:01

Kakak mau sampaikan.

00:23:0100:23:05

Boleh dibantu. Ke depan aja ya.

00:23:0500:23:09

Ke depan mas Ganjar. Boleh kita kasih tepuk tangan untuk kakak kita nih.

00:23:0900:23:11

Silahkan.

00:23:1100:23:17

Jangan malu-malu kakak. Ini mewakili warga.

00:23:1700:23:19

Silahkan.

00:23:1900:23:30

Kita duduk sini.

00:23:3000:23:34

Kakak siapa namanya? Yunus.

00:23:3400:23:42

Yang mau disampaikan. Kalau bapak dapat. Bawa kita kembali ke tempat ini.

00:23:4200:23:46

Itu aja.

00:23:4600:24:11

Ini kata kakak Yunus. Bapak dapat. Bapak kembali kasih. Kira-kira. Kalau ini. Harap kita. Menurut kakak Yunus. Menurut kakak Yunus. Menurut kakak Yunus. Jalan kah? Kesehatan kah? Pendidikan kah?

00:24:1100:24:12

Pertama jalan.

00:24:1200:24:27

Jalan? Kenapa jalannya? Kenapa jalannya? Belum bagus kan? Belum bagus. Oke, terima kasih.

00:24:2700:24:33

Tepuk tangan. Kakak Yunus sekolah kah?

00:24:3300:24:36

Sudah tamat. Sudah tamat? Sekolah apa? Maiknya disini?

00:24:3600:24:37

SMA.

00:24:3700:24:56

SMA? Oke, SMA. Guru yang paling baik dulu siapa namanya? Masih ingat gak gurunya? Namanya siapa? Bapak siapa? Guru idola maksudnya. Guru idolanya siapa dulu?

00:24:5600:25:06

Waktu SMA. Cuma kepala sekolah saya. Yang saya rasa pas dengan saya. Oh, pas dengan kepala sekolah. Siapa namanya? Pak Natalis. Pak Natalis.

00:25:0600:25:07

Kalau ketemu Pak Natalis,

00:25:0700:25:09

kira-kira mau ngucapin apa sama beliau

00:25:0900:26:26

yang sudah dididik selama tiga tahun? Terima kasih. Kak Yunus, Pak Natalis ada muridnya yang pernah dididik. Pasti Pak Natalis suka begitu ya. Terima kasih. Terima kasih. Jadi, Bapak Ibu yang disampaikan Kak Yunus ini betul. Tadi kami jalan, kami melihat kondisinya. Itulah sebenarnya program yang harus kita tuntaskan. Membangun dari desa, menyiapkan para pendamping, memberikan prioritas, dan kemudian mereka akan tumbuh. Jalan-jalan yang sudah dibangun mesti diikuti dengan menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi di kiri dan kanannya. Sehingga jalan ini kemudian akan lebih bermanfaat dan kita bisa mengajak masyarakat yang ada dimanapun, termasuk yang ada di desa-desa, mereka akan mendapatkan nilai tambah dari situ. Terima kasih, Kakak. Terima kasih, Kak Yunus. Demam panggung ini, Mas Anjar.

00:26:2600:26:32

Iya, mau kembali sana atau mau bernyanyi dulu?

00:26:3200:26:39

Gimana? Duduk lagi katanya. Nyanyi aja gimana? Bisa nyanyi, Kak?

00:26:3900:26:41

Lagu apa? Kakak sukanya lagu apa?

00:26:4100:26:43

Mic-nya sini.

00:26:4300:26:44

Gak tahu lagu apa?

00:26:4400:26:46

Gak tahu lagu saya.

00:26:4600:26:48

Yang pernah tahu apa lagunya?

00:26:4800:26:58

Yang masih ingat? Lupa. Lupa? Oh lupa, lagu lupa itu lagu lupa ini ya? Lupa-lupa.

00:26:5800:27:00

Lupa sairnya?

00:27:0000:27:01

Oke.

00:27:0100:27:03

Jadi lagu yang paling disuka apa, Kakak?

00:27:0300:27:04

Gak ada.

00:27:0400:27:05

Gak ada?

00:27:0500:27:07

Gak ada suka lagu?

00:27:0700:27:10

Mana, suka nyanyi apa suka main bola?

00:27:1000:27:11

Main bola.

00:27:1100:27:28

Main bola, oke tepuk tangan. Lalu gitu nanti kita main bola. Terima kasih banyak, Mas Anjar, Kak Yunus. Demam panggung. Duduk sebelah capres sekali. Kita bikin semua tidak boleh demam sekarang. Harus santai dan rileks.

00:27:2800:27:30

Harus santai. Bisa dipergunakan.

00:27:3000:27:52

Mas Ganjar lagi ada di sini. Mau menyampaikan inspirasi silahkan diserap. Semoga diimplementasikan ke depan. Mas Ganjar, tadi saya sangat tersentuh dengan tayangan video. Dimana ada seorang pendeta. Yang tadi kita sama-sama saksikan. Kebetulan pendetanya, tadi saya makanya ngobrol-ngobrol belakang ada. Boleh diajak ngobrol? Boleh, boleh banget. Kita panggil pendeta Leonard.

00:27:5200:27:53

Dimana pendeta?

00:27:5300:27:55

Ah, ini dia.

00:27:5500:27:57

Waduh.

00:27:5700:28:05

Ini yang di tipi berarti ya? Tipi. Siapa namanya? Nama lengkap saya pendeta Leonard Batvini, Bapak.

00:28:0500:28:15

Panggilannya? Leo. Leo. Tadi saya lihat Pak Pendeta Leo mengumpulkan obat-obatan. Iya, Bapak.

00:28:1500:28:16

Lalu menolong warga.

00:28:1600:28:18

Memang dulu sekolahnya?

00:28:1800:28:31

Saya dulu sekolahnya pendeta. Waktu sekolah pendeta ada pendidikan kesehatan? Tidak ada, Pak. Tidak ada. Waktu sekolah pendeta ada pendidikan kesehatan? Tidak ada, Pak. Tidak ada.

00:28:3100:28:41

Jadi kenapa sejarahnya Pak Leo bisa membantu masyarakat mencari obat? Bagaimana sejarahnya? Iya.

00:28:4100:29:12

Sebelumnya, Bapak, kalau kita berbicara tentang Papua ini, kita di pendeta-pendeta di lapangan, di kampung, menuntut kita. Bukan hanya seperti tadi di VT Video. Kita bukan hanya berbicara untuk berkhutbah, tetapi bagaimana masyarakat saudara-saudara, mereka, apalagi kita dengan anak-anak. Tadi Bapak lihat di VT itu akses jalan sangat sulit. Jadi mau dan tidak mau, saya juga tidak punya pemahaman yang baik tentang kesehatan, tetapi bagaimana saya bisa membangun relasi dengan pihak kesehatan yang ada. Itu yang sangat jauh menolong mereka.

00:29:1200:29:24

Hebat. Membangun relasi. Bagaimana cara membangun relasi sehingga Pak Pendeta Leo akhirnya bisa mendapatkan obatan dan tahu cara mengubati masyarakat?

00:29:2400:30:59

Awal mulanya ceritanya di Korkari ini, Bapak izin saya cerita bahwa Korkari ini mungkin orang Merauke banyak belum kenal. Mungkin di satu sisi saya bertemu Bapak, saya memperkenalkan, supaya orang Merauke tahu bahwa memang Korkari orang belum banyak kenal karena Korkari ini merupakan Kampung Kondo, RT3 dari Kampung Kondo itu sendiri. Dan Korkari ini merupakan batas negara, berbatasan langsung dengan Papua Nugini, Bapak. Berbatasan. Jadi awal mulanya ketika saya melakukan itu, melakukan tindakan medis ini, karena ada saya punya masyarakat atau jemaat yang sakit. Itu dengan kita tahu akses yang susah, mereka tidak punya pemahaman yang baik tentang dunia obat-obatan. Karena mereka ketika jatuh sakit, mereka cuma dengan pemahaman perobat alam saja yang ada. Dan sampai kemarin, di video saya sedih karena akhirnya meninggal. Hati saya terbuka dari satu sisi. Dan itu saya berdoa, saya bergumul Tuhan. Apakah Tuhan utuh saya datang untuk sekedar memberitahkan firman, tapi harus melihat mereka ini, Bapak. Dan izin Bapak, saya disana bukan hanya untuk kesehatan saya, tapi saya sudah bangun paut. Sekolah untuk masyarakat di Korkari, Bapak. Jadi disana mereka panggil saya sebagai pendeta, dokter, bahkan sebagai bidan juga. Karena saya juga pernah bantu melahirkan.

00:30:5900:31:06

Sebentar, sebentar, sebentar. Ini yang terakhir penting ini. Bagaimana Bapak pendeta membantu melahirkan?

00:31:0600:32:23

Jadi, Bapak saya cerita sedikit. Pada saat itu Korkari ini mengenal dua musim. Kami musim banjir dan musim panas. Ketika beberapa tahun kemarin itu musim banjir, ada kakak perempuan nama kakak Yaakobah. Dia dari kampung kondo, dia sudah hamil besar. Mungkin karena vonis bidan, dia sudah lewat tanggal untuk melahirkan. Jadi dengan perahu dari kondo, saya ada befak di kalimbar. Karena musim banjir, saya dengan masyarakat kita berburu, Bapak. Untuk kita punya langsungan hidup. Dan suaminya, Arnold, mereka datang. Saya sudah jam 8 malam di befak, jam 8. Datang bilang kakak pendeta, datang dulu. Tolong lihat kakak Yaakobah dia mau melahirkan. Ya sudah, mereka panggil saya. Saya juga dengan tidak punya kealian untuk kasih melahirkan. Ya sudah, saya pergi di befak, Bapak. Pergi befak berdoa air. Jadi dengan ada Mama B yang biasa di sana bilang, Mama yang bantu-bantu melahirkan. Jadi saya berdoa. Saya bilang, Tuhan, saya tidak mengerti kesehatan. Tapi saya minta Tuhan untuk kakak Yaakobah dia lahir dengan kondisi yang baik. Dengan puji Tuhan, saya dengan Mama Johana itu, dia saya bantu. Jadi saya cuma hitung, tarik, tarik. Jadi saya bilang, tahan. Apanya yang ditarik? Maksudnya ini dorong, Bapak.

00:32:2300:32:25

Oh dorong-dorong gitu ya.

00:32:2500:32:33

Dapat ilmu dari mana, Bapak Pendeta? Punya ilmu dorong-dorong? Bapak, saya mungkin dapat dari belajar otodidak. Biasa nonton di Youtube.

00:32:3300:32:47

Oke. Ini Pendeta kreatif ini nonton di Youtube bagaimana menolong ibu melahirnya. Saya tidak yakin yang ada di sini bisa melakukan itu. Saya tidak membayangkan juga kondisinya. Tapi beliau luar biasa. Iya, Bapak.

00:32:4700:33:13

Jadi Bapak, dari kemarin ada harapan besar dari masyarakat. Apa harapan yang mau disampaikan? Barkari. Mereka minta anak Pendeta tolong sampaikan ke Bapak Ganjar. Untuk kalau bisa buatkan kami rumah kesehatan. Supaya kita sakit jangan kita lari ke kondo atau ke rawa biru lagi. Tetapi ketika kita punya rumah pustu, rumah kesehatan, suara kita bisa langsung berobat di tempat Bapak.

00:33:1300:33:24

Tepuk tangan dong. Ada Bawaslu enggak ya di sini? Biasanya ada pengawas pemilu. Ada enggak? Ada Bawaslu?

00:33:2400:33:26

Boleh datang ke sini kakak?

00:33:2600:33:28

Iya.

00:33:2800:33:30

Ini cara satset saya.

00:33:3000:33:35

Tapi saya harus konsultasi biar tidak salah. Betul. Betul ya Pak Batria? Setuju.

00:33:3500:33:38

Jadi kalau ketemu pemerintah, tolong buatkan apa namanya?

00:33:3800:33:40

Pustu, Bapak. Pustu?

00:33:4000:33:41

Pustu.

00:33:4100:33:44

Dengan tolong buka akses jalan, Bapak. Akses jalan?

00:33:4400:33:45

Iya.

00:33:4500:33:56

Jadi prioritasnya kalau ada pustu? Kalau ada akses jalan sudah dibuka saya percaya yakin bahwa medis atau gunung guru pasti berkembangan dari itu. Tapi sekarang pustunya belum ada ya? Tidak ada, Bapak.

00:33:5600:33:57

Tidak ada sama sekali.

00:33:5700:34:10

Terus tadi yang di gedung itu di tempatnya siapa? Itu saya yang bangun, Bapak. Dengan anggaran 15 juta. Kakak, kita mau konsultasi kakak. Biar tidak keliru kakak ya.

00:34:1000:34:12

Boleh ya kakak? Aduh, namanya siapa?

00:34:1200:34:15

Isayas Balagaisi.

00:34:1500:34:16

Isayas Balagaisi.

00:34:1600:34:37

Bung Isayas. Bung Isayas. Ini soal cerita kemanusiaan. Umpama kemudian saya mencarikan orang-orang yang bisa membantu untuk membuatkan pustu di kampung Pak Pendeta Leo ini. Apakah itu manipulitik?

00:34:3700:34:47

Mungkin bisa diulang, Pak. Beliau sekarang membutuhkan dibangun gedung atau bangunan untuk kesehatan. Begitukah?

00:34:4700:35:01

Iya. Kalau saya mencarikan dukungan dari orang-orang agar kemudian di kampung ini nanti dibangun rumah kesehatan. Apakah itu termasuk manipulitik?

00:35:0100:35:02

Sebentar.

00:35:0200:35:12

Saya mau jawab, Bapak. Tapi ada yang sudah menjawab ini. Jadi apa jawaban, kakak? Jadi apa jawab, kakak? Kalau jawaban kita...

00:35:1200:35:15

Atau iya? Atau tidak? Iya, tidak.

00:35:1500:35:38

Selagi... Sabar, Pak. Saya belum menjawab. Ini Bapak minta jawaban. Kalau begini saya grogi, Pak. Tenang, tenang. Kalau begitu saya tidak tengok. Selagi tidak merugikan pihak yang lain,

00:35:3800:35:49

kita melihat bahwa itu sah-sah saja. Terima kasih. Terima kasih atas tugasnya. Sehat selalu.

00:35:4900:35:53

Boleh lah, boleh lah.

00:35:5300:35:54

Mas Verdi.

00:35:5400:35:55

Siap, Pak.

00:35:5500:36:55

Sekaligus pendidikan politik untuk masyarakat. Kami punya banyak teman sekali yang punya perhatian seperti ini. Pendeta Leo sudah menjalani. Beliau butuh cepat. Warga butuh cepat. Mereka tidak bisa menunggu siapa calon presiden yang akan terpilih tahun depan. Yang dibutuhkan adalah rumah kesehatan. Kami tidak akan berjanji dan tidak akan menjanjikan. Saya khawatir, maka saya konsultasi dengan Bapak Waslu agar tidak menjadi kekeliruan. Tapi percayalah, kami akan mengkomunikasikan agar nantinya ada tangan-tangan baik, ada nilai kemanusiaan, nilai gotong-royong, dan mudah-mudahan akan segera ada yang menghubungi Pak Pendeta.

00:36:5500:37:22

Saya ijin kisah Bapak. Korkari ini, kita tahu bahwa batas negara. Kita di kampung sana tidak ada signal, tidak ada lampu. Kita barbersi juga tidak ada, Bapak. Sangkat air barbersi itu 2-3-4 kilo. Itu mungkin saya bicara, pasnya saya cuma menyampaikan apresiasi masyarakat punya kisah untuk mungkin Bapak.

00:37:2200:37:49

Terima kasih. Semua tercatat, semua terdengarkan. Ada prioritas yang bisa kita kerjakan. Mudah-mudahan kita akan bisa mengerjakan. Insyaallah mudah-mudahan kita akan bisa bantu. Karena ini kebutuhan dia. Tidak usah menunggu pilihan, tidak usah menunggu siapapun. Tapi semangat gotong royong mesti kita wujudkan. Karena kesehatan tidak bisa ditunda. Terima kasih, Pak Pendeta. Anda luar biasa. Terima kasih, Bapak.

00:37:4900:37:59

Bapak, saya mau undang Bapak menyanyi satu lagu dulu. Ah, ini lagi. Tadi tidak bisa. Menyanyi sekarang, mau nyanyi. Pak Pendeta Leo, apakah mau duet?

00:37:5900:38:01

Kakak Yunus?

00:38:0100:38:10

Supaya Bapak kembali ke Jakarta, Bapak jangan lupa saya. Oke. Saya akan minta nomor telpon Pak Pendeta kalau diizinkan. Siap, Bapak saya. Terima kasih. Silahkan nyanyi.

00:38:1000:38:12

Mas Ganjar, ini paket lengkap.

00:38:1200:39:18

Bantu melahirkan bisa. Pendeta juga nyanyi. Masih ada, menikahkan orang juga bisa. Nanti bantu-bantu ojek bisa. Masa bisa kan, Pak Pendeta? Bisa. Mas Dedy mau minta apa lagi? Semuanya serba ada. Kita berikan tepuk tangan untuk Pendeta Leo. Ayo, suara masnya. Dari Papua. Saya minta, bukan untuk saya nyanyi. Tetapi hari ini kita berdiri di tanah peradaban Papua. Kita menyanyi. Tanah Papua, tanah yang kaya. Surga kecil, jatuh ke bumi. Saya minta, bukan hanya saya nyanyi. Tetapi kita menyanyi dan kita merenungkan. Kalau Otto dan Gessler sudah taruh peradaban untuk orang Papua. Maka hari ini kita akan berdiri untuk kita punya tanah sendiri. Bukan hari ini saya mau berbicara untuk menyampaikan politik. Tapi saya berbicara untuk, saya mau seorang saudara. Saya ini dari Papua Barat. Saya bukan orang Maluku, tapi saya sudah jalan pelayanan di Papua. Untuk itu saya minta, sama-sama kita nyanyi lagu Tanah Papua. Bisa ga, bapak mama mereka?

00:39:1800:39:22

Bisa.

00:39:2200:39:28

Musik boleh ga, kakak mereka?

00:39:2800:39:30

Musiknya belum koordinasi.

00:39:3000:40:47

Sudah siap musik? Ada? Tidak ada musik. Acapella bisa kakak. Tapi suara juga kiri-kiri. Yang penting kita sama-sama saja. Bapak mama mereka? Tanah Papua, tanah yang kaya. Surga kecil, jatuh ke bumi. Seluas tanah, sebanyak batu. Adalah tanah harapan. Tanah Papua, tanah yang kaya. Surga kecil, jatuh ke bumi. Bersama aku dilahirkan. Hitam kulit keriting kampung. Aku Papua. Hitam kulit keriting kampung.

00:40:4700:40:53

Aku Papua.

00:40:5300:41:12

Biar nanti langit terbelah. Aku Papua. Terima kasih. Terima kasih banyak pendeta Leo. Luar biasa. Ini nge-MC juga bisa.

00:41:1200:41:16

Suaranya ga kedengeran.

00:41:1600:41:58

Baik, bapak-ibu. Serta hadirin sekalian Ganjar Mahfud. Ini segera kita akan memasuki waktu yang dinantikan. Yaitu kita akan mengikuti bersama. Prosesi peluncuran logo perjuangan Ganjar Mahfud. Peluncuran para lihut. Baik di Merauke dan juga Sabang. Kita dilanjutkan dengan salam tiga jari diiringi lagu Pandangun Negeri. Bapak-Ibu terimakasih. Ya, ya. Tidak terlalu aja. Ada tripodnya? Ada tripodnya? Ini tripodnya. Saya pake gongsis. Oke, silahkan. Pertanyaan ini belum boleh.

00:41:5800:42:15

Bapak Firman, Ketua DPW Keringgo. Pak Herman Sirihud, Ketua DPW Hanura. Dan juga ada Ketua TPD Papua Selatan. Para Ketua Adat dari tiga desa. Juga telah hadir Bapak Andika Perkasa. Bapak Gatot Eddy, Pak TGB.

00:42:1500:42:17

Dan juga ronggongan Timur Menangan.

00:42:1700:42:51

Serta bergabung secara daring. Bapak Sandiaga Uno, Ibu Yeni Wahid dan Bapak Arsyad Rashid. Baik, segera kita akan menuju ke lokasi peluncuran logo baru perjuangan Ganjar Mahfud. Serta peluncuran Bandiho. Bandiho secara bersamaan. Dari ujung timur ke ujung barat. Dari Merauke ke Sabah. Oke, bagi Bapak Ibu masyarakat yang telah hadir. Yang telah dibagikan taus dari Pak Ganjar. Bisa digunakan dan tetap stay di dalam tenda. Terima kasih. Baik Bapak dan Ibu, kita sama-sama berdiri.

00:42:5100:42:52

Ayo.

00:42:5200:43:18

Baik. Ya. Sudahlah kita akan berdiri di Sabah. Ya, silahkan untuk berdiri. Kita berkumpul. Berkumpul ke tengah. Silahkan. Boleh merapat. Merapat ke tengah Bapak Ibu. Boleh, silahkan. Berkumpul dan merapat di tengah. Untuk bersama-sama kita menyaksikan peluncuran logo. Baik. Silahkan. Saudara-saudari sekalian, Bapak Ibu semua.

00:43:1800:43:22

Bangsa Indonesia yang dimulai.

00:43:2200:44:26

Kita tetap optimis mendukung demokrasi di bumi ini. Dan juga pajar baru dari Cakradwala baru segera tiba. Demi kejayaan Indonesia. Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa. Dengan diterima oleh. Supaya kehidupan kebangsaan bebas. Kemajuan. Maka dengan ini. Tangan calon Ganjar Masjid. Hadirkan Iden Azmi. Gerak cepat. Gerak. Untuk energi lebih baik. Gue benar, gue benar. Lebih merapat, lebih merapat. Bapak Ibu lebih mendekat. Silahkan. Lebih merapat. Silahkan lebih mendekat. Oke, salam tiga jarinya, salam tiga jarinya. Langsung naik ke atas. Salam tiga jarinya, Bapak Ibu. Rapat jarinya. Iya. Oke.

00:44:2600:44:29

Baik, Bapak Ibu.

00:44:2900:44:39

Segera kita akan bersama mengikuti. Peluncuran logo perjuangan Ganjar Mahkut.

00:44:3900:44:41

Iya, nanti kita akan sama-sama ya.

00:44:4100:45:08

Bersama saudara-saudara yang berada di Merauke. Kita akan hitung teman-teman. Kita hitung dari. Satu. Dua. Tiga. Salam tiga jarinya. Salam tiga jarinya. Selamat datang di Indonesia Lebih Baik.

00:45:0800:45:12

Salam tiga jarinya, Bapak Ganjar Rambut Indonesia.

00:45:1200:45:24

Salam tiga jarinya, Bapak Ganjar Rambut Indonesia. Ganjar, nafas.

00:45:2400:45:36

Salam tiga jarinya, Bapak Ganjar Rambut Indonesia. Salam tiga jarinya, Bapak Ganjar Rambut Indonesia.

00:45:3600:45:41

Baik, kita ditetap sama-sama ya. Iya, tangannya tetap di atas.

00:45:4100:45:55

Salam tiga jarinya, Bapak Ganjar Rambut Indonesia. Selamat datang di Indonesia Lebih Baik. luar biasa sekali

00:45:5500:46:21

wow wow benang benang benang baik bapak ibu serta hadirin sekalian selanjutnya kepada capres republik indonesia nomor 23 mas gajaran proton dimohon berkenan untuk berfoto mungkin pak mamun terakhir pak mungkin ada yang ingin disampaikan pak mamun silahkan pak mamun

00:46:2100:46:29

mungkin ada yang ingin disampaikan

00:46:2900:46:49

ya kita persilahkan mari kita lihat sekali lagi ganjar mahfud ganjar mahfud menang menang menang ganjar mahfud

00:46:4900:46:51

menang menang menang

00:46:5100:47:13

baik bapak ibu serta hadirin sekalian dengan demikian kami tutup sesi live streaming tata muka gerak cepat ganjar mahfud 2023 terimakasih kepada rekan-rekan yang telah bergabung melalui zoom dan juga kanal youtube ganjar mahfud salam tiga jari gerak cepat indonesia lebih baik

00:47:1300:47:15

luar biasa sekali

00:47:1500:47:29

tepuk tangan yang meriah untuk kita semua sekali lagi kita berikan tepuk tangan yang meriah kita akan ada dalam makan siang bersama pak mahfud mungkin ada yang ingin

00:47:2900:47:35

disampaikan pak mamun

00:47:3500:47:39

cukup baik

00:47:3900:48:27

ya pemirsa tadi kita sudah menyaksikan bagaimana tadi capres dan capres dengan nomor tiga ganjar pranowo dan juga mahfud md sudah hadir di tempat kampanye pertama mereka dimana tadi ganjar pranowo tiba di merauke di timur indonesia sedangkan mahfud md ini berada di sabang di barat indonesia keduanya tadi telah menyampaikan beberapa gagasan-gagasan kepada masyarakat setempat dan memang walaupun terpisah dari barat indonesia walaupun juga timur indonesia namun keduanya tadi terhubung melalui secara virtual kemudian juga tadi juga sudah kita saksikan bagaimana logo terbaru dari capres dan copres nomor tiga ini dilucurkan dan tadi kita juga sudah menyaksikan juga bagaimana tpn tim pemenangan nasional dari ganjar dan mahfud md ini

00:48:2700:48:31

terus menggaungkan

00:48:3100:48:43

tagline mereka yaitu untuk menjaga demokrasi dan tentunya gagasan-gagasan seperti tadi untuk memajukan pendidikan dan juga kesehatan di berbagai tempat

00:48:4300:48:47

indonesia ini ini juga telah mereka

00:48:4700:49:25

gaungkan dan pemirsa kita ikuti sebentar bagaimana statement dari capres nomor tiga ganjar peran awam kalau tadi kami melihat sepanjang jalan jalan sudah ada sebagian bagus sebagian belum dan sebagainya itu sebenarnya sebuah sinyal yang diberikan kepada kami bahwa oh inilah yang harus dituntaskan inilah hutang kami kepada rakyat inilah hutang pemerintah dan negara untuk mempereskan perusahaan-perusahaan semacam ini maka disinilah matahari terbit dan di baratlah kemudian matahari tenggelam dan disimbulkan dari satu titik merauke dan sabang spiritnya adalah

00:49:2500:49:31

spirit persatuan indonesia

00:49:3100:49:49

ya kami memulai dari ujung timur dan ujung barat nanti akan bertemu di tengah itulah spirit cara kita bergerak dari pinggir dan kemudian kita akan ke tengah sehingga yang pinggir itulah yang harus kita prioritaskan itu sebenarnya teori sederhana saja bagaimana kita melihat yang belum baik dan kemudian kita akan memperbaiki dengan cepat

00:49:4900:49:55

mas tadi kan ada soal kesehatan apakah bantuan ini

00:49:5500:49:59

akan diberikan secepat mungkin di tengah-tengah masa kampanye

00:49:5900:50:01

bagaimana sih mas? ya saya

00:50:0100:50:43

mencoba untuk mengedukasi publik ketika ada persoalan masyarakat yang harus diselesaikan dengan seluruh akses yang kita miliki apakah kemudian kita akan menyelesaikan, itu persoalannya maka menurut saya iya jawabannya, itulah kenapa gerak cepat atau subset itu mesti kita lakukan, karena kita punya akses kami bisa berkomunikasi dengan Menteri Kesehatan umpama, dengan Menteri Desa umpama dengan Kementerian Dalam Negeri umpama atau dengan pemerintah daerah atau kita bisa menggunakan uluran tangan orang, dan kami punya akses itu ketika kami bertanyakan apakah yang termasuk manipulitik, kalau itu kebutuhan masyarakat tidak, maka kita tidak akan mau melanggar, tapi insyaallah kita akan berjuangkan, masa untuk membangun sesuatu yang bisa kita kerjakan harus menunggu bilpres dulu, ya adil juga rasanya

00:50:4300:50:45

hasil evaluasi dari beberapa

00:50:4500:50:47

kali berjalanan ke

00:50:4700:50:55

Bukit Bangasar, yang terakhir di Bangkuwai apa itu? hasil evaluasi evaluasi terhadap, mungkin kalau tadi kita lihat ada jalan yang rusak

00:50:5500:50:57

oh iya, tentu masuk

00:50:5700:51:01

masyarakat akan ditekankan satu,

00:51:0100:51:55

infrastruktur di remote area masih menjadi yang utama, apakah itu infrastruktur jalan, infrastruktur IT Pak, sinyalnya nggak ada infrastruktur kesehatan dan infrastruktur pendidikan termasuk tentu saja kami akan terus berkomunikasi tapi setidaknya hari ini kami menemukan itu, jangan salah ya akibatnya bisa fatal, seorang pendeta Leo, menolong ibu-ibu yang akan melahirkan tempatnya jauh sekali dan tidak bisa mendapatkan fasilitas itu, maka pendeta Leo berinisiatif untuk bisa mendapatkan obat, dia belajar dari Youtube untuk bisa menolong orang melahirkan dan mengobati orang, dan disampaikan kepada kita, masa kita nggak bisa seterusan seperti itu, ini evaluasi, satu bagaimana kita bisa merespon laporan masyarakat dengan cepat, dan yang kedua yang sudah bagus, tentu kita harus utilisasi dengan baik, yang belum beres mari kita tuntaskan dengan cepat

Transkrip Suara ke Teks Murah dan Cepat dengan Teknologi AI

  • Rp10.000/file, durasi tak terbatas dalam satu sesi
  • 95% akurasi